Thursday, January 24, 2019

TINJAUAN PSIKOLOGIS TENTANG BELAJAR

cantik.tempo.co


TINJAUAN PSIKOLOGIS TENTANG BELAJAR
  

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Belajar merupakan suatu aktivitas yang fundamental dalam dunia pendidikan baik pada jenjang maupun jenisnya.[1] Keberhasilan dan kegagalan pendidikan sangat ditentukan bagaimana proses belajar di dalamnya. Dan belajar bukanlah hal yang mudah sehingga kita menganggap sebagai sesuatu yang tidak urgen dan tidak perlu mendapat perhatian yang serius. Belajar sebagai usaha manusia untuk memperoleh kesejahteraan hidup yang di dalamnya mengandung hal- hal yang penting dan sudah seharusnya menjadi perhatian bagi manusia khususnya bagi kita yang berkecimpung dalam dunia pendidikan.
Fenomena yang ada, belajar adalah suatu proses yang di dalamnya hanya berupa transfer pengetahuan semata. Ada yang beranggapan bahwa belajar adalah proses pelatihan semata. Asumsi- asumsi tersebut tidaklah salah karena dalam praktiknya, belajar mengandung aktivitas tersebut namun yang perlu dijadikan perhatian bahwa belajar mengandung hal- hal yang penting. Oleh karena itu pemahaman tentang belajar secara mendalam mutlak bagi kita agar nantinya dapat memberi bekal yang mantap dalam pelaksanaannya sehingga nantinya akan menghasilkan kualitas pendidikan yang dapat dipertanggungjawabkan.

B.     Rumusan Masalah
Dari abstraksi di atas, pemakalah akan merumuskan beberapa permasalahan diantaranya:
1.      Apa pengertian dari belajar?
2.      Sebutkan beberapa aktivitas dalam belajar!
3.      Apa saja faktor- faktor yang mempengaruhi belajar?
BAB II
PEMBAHASAN

A.    PENGERTIAN BELAJAR
Sebagai landasan penguraian mengenai apa yang dimaksud dengan belajar, terlebih dahulu akan dikemukakan beberapa definisi,antara lain:
a.       Hilgard dan Bower dalam buku Theories of Learning (1975) menyatakan bahwa “Belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang- ulang dalam situasi di mana perubahan tingkah laku itu”.[2]
b.      Cronbach dalam bukunya yang berjudul “Educational Psychology” mengemukakan bahwa “Belajar yang efektif adalah melalui pengalaman”.[3]
c.       Wittig dalam bukunya Psychology of Learning mendefinisikan sebagai “Belajar ialah perubahan yang relatif menetap yang terjadi dalam segala macam/ keseluruhan tingkah laku suatu organisme sebagai hasil pengalaman”. [4]
d.      Howard L. Kingsley mengemukakan bahwa “ Belajar adalah proses di mana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui praktek atau latihan”.
e.       Morgan dalam bukunya Introduction to Psychologi (1978) mengemukakan “Belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman”.
f.       Hintzman dalam bukunya The Psychology of Learning and Memory berpendapat “Belajar adalah suatu perubahan yang terjadi dalam diri organisme disebabkan oleh pengalaman yang dapat mempengaruhi tingkah laku organisme tersebut”.
g.      Reber dalam kamus susunanya Dictionary of Psychology membatasi belajar dengan dua definisi.Pertama, belajar adalah proses memperoleh pengetahuan. Kedua, belajar adalah suatu perubahankemampuan bereaksi yang relatif lama sebagai hasil latihan yang diperkuat.
h.      Pengertian belajar menurut James O. Whitaker “learning be defined as the process by which behavior originates or is altered through training or experience”. (Whitaker, 1970: 15)

Dari definisi- definisi yang dikemukakan di atas maka dapat diambil kesimpulan tentang pengertian belajar yaitu:
a.       Belajar merupakan suatu perubahan tingkah laku, di mana perubahan itu dapat mengarah pada tingkah laku yang lebih baik tetapi juga kemungkinan ada yang mengarah pada tingkah laku yang lebih buruk.
b.       Belajar merupakan suatu perubahan yang terjadi melalui latihan atau pengalaman.
c.       Untuk dapat disebut belajar maka perubahan itu harus relatif lama.
d.      Tingkah laku yang mengalami perubahan karena belajar menyangkut berbagai aspek kepribadian baik fisik maupun psikis.
Gambaran tentang set belajar
Set belajar adalah arah perhatian dalam interaksi belajar. Di dalam set belajar terdapat berbagai alternatif obyek atau materi, set tersebut ditolak atau dihindari atau dipilih sebagai set yang akan direalisasikan dalam belajar.
Manfaat dari set belajar adalah membuat si pelajar mempunyai kepekaan terhadap ketepatan berbagai alternatiftindakan mencapai tujuan, contoh keinginan memakai sepatu baru.


B.    BEBERAPA AKTIVITAS DALAM BELAJAR
Bahwasanya belajar tergantung pada kebutuhan dan motivasi. Dan juga belajar itu terarah pada suatu tujuan. Untuk mencapai suatu tujuan itu seseorang harus menentukan set belajar. Dengan set belajar yang ditemukan, barulah orang akan melaksanakan berbagai aktivitas untuk mencapai suatu tujuan. Adapun beberapa aktivitas belajar dalam beberapa situasi antara lain:
a.       Mendengarkan
Dalam kehidupan sehari-hari kita bergaul dengan orang lain. Dalam pergaulan itu terjadi komunikasi verbal berupa percakapan. Percakapan memberikan situasi tersendiri bagi orang-orang yang terlibat ataupun yang tidak terlibat tetapi secara tidak langsung mendengarkan informasi. Situasi ini memberi kesempatan kepada seorang untuk belajar. Seseorang menjadi belajar atau tidak dalam situasi ini, tergantung ada tidaknya kebutuhan, motivasi dan set seseorang itu. Dengan adanya kondisi pribadi seperti itu memungkinkan seseorang tidak hanya mendengar, melainkan mendengarkan secara aktif. Mendengarkan yang demikian akan memberikan manfaat bagi perkembangan pribadi seseorang.[5]
b.      Memandang
Setiap stimulus visual memberi kesempatan bagi seseorang untuk belajar. Dalam kehidupan sehari- hari banyak hal yang dapat dipandang, akan tetapi tidak semua pandangan atau penglihatan kita adalah belajar. Apabila kita memandang segala sesuatu dengan set tertentu untuk mencapai tujuan yang mengakibatkan perkembangan diri kita, maka dalam hal yang demikian kita sudah belajar.
c.       Meraba, mencium dan Mencicipi/ Mencecap
Segenap stimulus yang dapat diraba, dicium dan dicecap merupakan situasi yang memberi kesempatan bagi seseorang untuk belajar. Aktivitas meraba, mencium ataupun mencecap dapat dikatakan belajar, apabila aktivitas- aktivitas itu didorong oleh kebutuhan dan motivasi untuk mencapai tujuan dengan menggunakan set tertentu untuk memperoleh perubahan tingkah laku.
d.      Menulis atau Mencatat
Mencatat yang termasuk sebagai belajar yaitu apabila dalam mencatat itu orang menyadari kebutuhan serta tujuannya dan menggunakan set tertentu agar catatannya itu nanti berguna bagi pencapaian tujuan belajar. Dan tidak semua kegiatan mencatat adalah belajar seperti aktivitas mencatat yang bersifat menurun, menjiplak atau mengcopy.[6]
e.       Membaca
Membaca untuk keperluan belajar harus menggunakan set. Membaca dengan set misalnya dengan memulai memperhatikan judul- judul bab atau topik utama dengan berorientasi kepada kebutuhan dan tujuan.Tujuan itu akan menentukan materi yang akan dipelajari.
f.       Membuat Ringkasan dan Menggarisbawahi
Ikhtisar atau ringkasan dapat membantu dalam hal mengingat atau mencari kembali materi dalam buku untuk masa yang akan datang. Untuk keperluan belajar yang intensif, membuat ringkasan belum cukup akan tetapi pada hal- hal yang penting waktu membaca hendaknya diberi garis bawah (underlining). Hal ini sangat membantu dalam usaha menemukan kembali materi di kemudian hari.
g.      Mengingat
Mengingat dengan maksud agar ingat tentang sesuatu, belum termasuk sebagai aktivitas belajar. Mengingat yang didasari atas kebutuhan serta kesadaran untuk mencapai tujuan belajar adalah termasuk aktivitas belajar.
h.      Berpikir
Adapun yang menjadi obyek serta tujuannya, berpikir adalah termasuk aktivitas belajar. Dengan berpikir akan memperoleh penemuan baru, setidak- tidaknya seseorang akan menjadi tahu tentang sesuatu.

i.        Latihan atau Praktik
Dalam kegiatan berlatih atau berpraktik terjadi interaksi antara subyek dengan lingkungannya dan secara integratif terarah pada suatu tujuan. Hasil dari pada latihan atau praktik itu sendiri berupa pengalaman yang dapat mengubah diri subyek dan lingkungannya.
j.        Mengamati Tabel, Diagram dan Bagan
Dalam buku ataupun di lingkungan lain sering dijumpai tabel, diagram ataupun bagan yang sangat berguna dalam mempelajari materi yang relevan dengan hal tersebut. Demikian pula dengan gambar dan peta dapat menjadi bahan ilustratif yang membantu pemahaman tentang suatu hal.
k.      Menyusun Paper atau Kertas Kerja
Tidak semua aktivitas penyusunan paper merupakan aktivitas belajar karena penyusunannya dengan jalan mengcopy atau menjiplak. Penyusunan paper yang baik memerlukan perencanaan yang masak dengan terlebih dahulu mengumpulkan ide- ide yang menunjang serta penyediaan sumber- sumber yang relevan.

C.    FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BELAJAR
Secara global, faktor- faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat dibedakan menjadi tiga macam yaitu:[7]
1.      Faktor Internal Siswa
a.       Aspek fisiologis
Kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot) yang menandai tingkat kebugaran organ- organ tubuh dan sendinya dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran. Kondisi organ tubuh yang lemah disertai dengan pusing misalnya, dapat menurunkan ranah cipta (kognitif) sehingga materi yang dipelajarinya kurang atau tidak berbekas sehingga merugikan semangat mental siswa itu sendiri.

b.      Aspek psikologis
Adapun yang termasuk aspek psikologis yang dapat mempengaruhi kualitas dan kuantitas perolehan pembelajaran siswa antara lain tingkat kecerdasan/ inteligensi siswa, sikap siswa, bakat siswa, minat siswa dan motivasi siswa.

2.      Faktor Eksternal Siswa
a.       Lingkungan sosial
Lingkungan sosial sekolah seperti guru, staf administrasi dan teman sekelas dapat mempengaruhi semangat belajar siswa. Begitupun juga lingkungan sosial siswa seperti masyarakat, tetangga dan teman sepermainan serta orang tua dan keluarga siswa itu sendiri lebih banyak mempengaruhi kegiatan belajarnya dan memberi dampak terhadap hasil yang dicapai oleh siswa.
b.      Lingkungan nonsosial
Faktor- faktor yang termasuk lingkungan nonsosial adalah gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal siswa dan letaknya, alat- alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa. Semuanya itu dapat turut menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa.

3.      Faktor Pendekatan Belajar
Faktor pendekatan belajar yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan dalam proses pembelajaran. Dengan metode yang dipakai oleh guru dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa yaitu dengan menggunakan metode, diantaranya: [8]
a.       Kegiatan berlatih atau praktek

b.      Overlearning dan Drill (overlearning berlaku pada kegiatan keterampilan motorik seperti main piano, menjahit dan lainnya. Drill untuk berhitung hal ini berguna untuk memantapkan reaksi dalam belajar).
c.       Resitasi selama belajar (setelah belajar berusaha untuk menghafal atau memahami).
d.      Pengenalan tentang hasil- hasil belajar
e.       Belajar dengan keseluruhan dan dengan bagian- bagian
f.       Kegunaan modalitas indra
g.      Penguasaan dalam belajar
h.      Bimbingan dalam belajar
i.        Kondisi- kondisi intensif (intensif adalah sebuah obyek atau situasi eksternal yang dapat memenuhi individu). Intensif dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu: Intensif Intrinsik yaitu situasi yang mempunyai hubungan fungsional dengan tugas dan tujuan, contoh pengenalan tentang hasil atau kemampuan belajar, persaingan sehat. Intensif Ekstrinsik yaitu obyek atau situasi yang tidak mempunyai hubungan fungsional dengan tugas, contoh hukuman, perlakuan kasar, kekejaman dan ancaman yang membuat takut. Dari intensif tersebut yang lebih memajukan individu adalah intensif intrinsik.

Faktor- faktor individual:
a.       Kematangan (kematangan dicapai oleh individu dari proses pertumbuhan fisiologisnya baik secara kuantitatif maupun kualitatif)
b.      Faktor usia dan kronologis
c.       Faktor perbedaan jenis kelamin (tradisi kehidupan)
d.      Pengalaman sebelumnya (lingkungan mempengaruhi perkembangan individu)
e.       Kapasitas mental (akibat dari hereditas dan lingkungan berkembanglah kapasitas mental individu yang berupa intelegensi)
f.       Kondisi kesehatan jasmani
g.      Kondisi kesehatan rohani
h.      Motivasi ( hal ini bertujuan dengan motif dan tujuan)


























BAB III
SIMPULAN

Dari beberapa uraian di atas maka pemakalah menyimpulkan bahwa:
1.      Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku yang  berlangsung relatif lama yang terjadi melalui latihan atau pengalaman dan perubahan tersebut menyangkut berbagai aspek kepribadian.
2.      Macam- macam aktivitas dalam belajar yakni:
a.       Mendengarkan
b.      Memandang
c.       Meraba, mencium dan mencecap
d.      Menulis atau mencatat
e.       Membaca
f.       Membuat ringkasan dan menggarisbawahi
g.      Mengingat
h.      Berpikir
i.        Latihan atau praktik
j.        Mengamati tabel, digram dan bagan
k.      Menyusun paper atau kertas kerja
3.      Adapun faktor- faktor yang mempengaruhi belajar digolongkan menjadi tiga macam yaitu:
a.       Faktor internal siswa
b.      Faktor eksternal siswa
c.       Faktor pendekatan belajar






DAFTAR PUSTAKA

Purwanto, Ngalim. 1999. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Slameto. 2003. Belajar Dan Faktor- Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT. Rineka Cipta
Soemanto, Wasty. 1983. Psikologi Pendidikan (Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan). Jakarta: PT. Rineka Cipta
Syah, Muhibbin. 2003. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Winkel, W. S. 1983. Psikologi Pendidikan Dan Evaluasi Belajar. Jakarta: PT. Gramedia



[1] Syah, Muhibbin, 2003, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, hlm. 89.
[2] Purwanto, Ngalim, 1999, Psikologi Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, hlm.84.
[3] Soemanto, Wasty, 1983, Psikologi Pendidikan (Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan), Jakarta: PT. Rineka Cipta, hlm.99.
[4] Syah, Muhibbin, Op.Cit, hlm.90.
[5] Soemanto, Wasty, Op.Cit, hlm.102.
[6] Winkel, W.S, 1983, Psikologi Pendidikan Dan Evaluasi Belajar, Jakarta: PT. Gramedia, hlm. 59.
[7] Syah, Muhibbin, Op.Cit, hlm. 132.
[8] Soemanto, Wasty, Op.Cit, hlm.110.

0 komentar

Post a Comment