cantik.tempo.co |
TINJAUAN PSIKOLOGIS TENTANG BELAJAR
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Masalah
Belajar
merupakan suatu aktivitas yang fundamental dalam dunia pendidikan baik pada
jenjang maupun jenisnya.[1]
Keberhasilan dan kegagalan pendidikan sangat ditentukan bagaimana proses
belajar di dalamnya. Dan belajar bukanlah hal yang mudah sehingga kita
menganggap sebagai sesuatu yang tidak urgen dan tidak perlu mendapat perhatian
yang serius. Belajar sebagai usaha manusia untuk memperoleh kesejahteraan hidup
yang di dalamnya mengandung hal- hal yang penting dan sudah seharusnya menjadi
perhatian bagi manusia khususnya bagi kita yang berkecimpung dalam dunia
pendidikan.
Fenomena
yang ada, belajar adalah suatu proses yang di dalamnya hanya berupa transfer
pengetahuan semata. Ada yang beranggapan bahwa belajar adalah proses pelatihan
semata. Asumsi- asumsi tersebut tidaklah salah karena dalam praktiknya, belajar
mengandung aktivitas tersebut namun yang perlu dijadikan perhatian bahwa
belajar mengandung hal- hal yang penting. Oleh karena itu pemahaman tentang
belajar secara mendalam mutlak bagi kita agar nantinya dapat memberi bekal yang
mantap dalam pelaksanaannya sehingga nantinya akan menghasilkan kualitas
pendidikan yang dapat dipertanggungjawabkan.
B. Rumusan
Masalah
Dari abstraksi di atas, pemakalah akan
merumuskan beberapa permasalahan diantaranya:
1. Apa
pengertian dari belajar?
2. Sebutkan
beberapa aktivitas dalam belajar!
3. Apa saja
faktor- faktor yang mempengaruhi belajar?
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
BELAJAR
Sebagai
landasan penguraian mengenai apa yang dimaksud dengan belajar, terlebih dahulu
akan dikemukakan beberapa definisi,antara lain:
a. Hilgard
dan Bower dalam buku Theories of Learning (1975) menyatakan bahwa
“Belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap situasi
tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang- ulang dalam situasi
di mana perubahan tingkah laku itu”.[2]
b. Cronbach
dalam bukunya yang berjudul “Educational Psychology” mengemukakan bahwa
“Belajar yang efektif adalah melalui pengalaman”.[3]
c. Wittig
dalam bukunya Psychology of Learning mendefinisikan sebagai “Belajar
ialah perubahan yang relatif menetap yang terjadi dalam segala macam/
keseluruhan tingkah laku suatu organisme sebagai hasil pengalaman”. [4]
d. Howard
L. Kingsley mengemukakan bahwa “ Belajar adalah proses di mana tingkah laku
ditimbulkan atau diubah melalui praktek atau latihan”.
e. Morgan
dalam bukunya Introduction to Psychologi (1978) mengemukakan “Belajar
adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi
sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman”.
f. Hintzman
dalam bukunya The Psychology of Learning and Memory berpendapat “Belajar
adalah suatu perubahan yang terjadi dalam diri organisme disebabkan oleh
pengalaman yang dapat mempengaruhi tingkah laku organisme tersebut”.
g. Reber
dalam kamus susunanya Dictionary of Psychology membatasi belajar dengan
dua definisi.Pertama, belajar adalah proses memperoleh pengetahuan. Kedua,
belajar adalah suatu perubahankemampuan bereaksi yang relatif lama sebagai
hasil latihan yang diperkuat.
h. Pengertian
belajar menurut James O. Whitaker “learning be defined as the process by
which behavior originates or is altered through training or experience”.
(Whitaker, 1970: 15)
Dari definisi- definisi yang dikemukakan di atas maka dapat diambil
kesimpulan tentang pengertian belajar yaitu:
a. Belajar
merupakan suatu perubahan tingkah laku, di mana perubahan itu dapat mengarah pada
tingkah laku yang lebih baik tetapi juga kemungkinan ada yang mengarah pada
tingkah laku yang lebih buruk.
b. Belajar merupakan suatu perubahan yang terjadi
melalui latihan atau pengalaman.
c. Untuk
dapat disebut belajar maka perubahan itu harus relatif lama.
d. Tingkah
laku yang mengalami perubahan karena belajar menyangkut berbagai aspek
kepribadian baik fisik maupun psikis.
Gambaran
tentang set belajar
Set belajar adalah arah perhatian dalam interaksi belajar. Di dalam
set belajar terdapat berbagai alternatif obyek atau materi, set tersebut
ditolak atau dihindari atau dipilih sebagai set yang akan direalisasikan dalam
belajar.
Manfaat dari set belajar adalah membuat si pelajar mempunyai
kepekaan terhadap ketepatan berbagai alternatiftindakan mencapai tujuan, contoh
keinginan memakai sepatu baru.
B.
BEBERAPA AKTIVITAS DALAM BELAJAR
Bahwasanya belajar tergantung pada kebutuhan
dan motivasi. Dan juga belajar itu terarah pada suatu tujuan. Untuk mencapai
suatu tujuan itu seseorang harus menentukan set belajar. Dengan set belajar
yang ditemukan, barulah orang akan melaksanakan berbagai aktivitas untuk
mencapai suatu tujuan. Adapun beberapa aktivitas belajar dalam beberapa situasi
antara lain:
a. Mendengarkan
Dalam kehidupan sehari-hari kita
bergaul dengan orang lain. Dalam pergaulan itu terjadi komunikasi verbal berupa
percakapan. Percakapan memberikan situasi tersendiri bagi orang-orang yang
terlibat ataupun yang tidak terlibat tetapi secara tidak langsung mendengarkan
informasi. Situasi ini memberi kesempatan kepada seorang untuk belajar.
Seseorang menjadi belajar atau tidak dalam situasi ini, tergantung ada tidaknya
kebutuhan, motivasi dan set seseorang itu. Dengan adanya kondisi pribadi
seperti itu memungkinkan seseorang tidak hanya mendengar, melainkan
mendengarkan secara aktif. Mendengarkan yang demikian akan memberikan manfaat
bagi perkembangan pribadi seseorang.[5]
b. Memandang
Setiap stimulus visual memberi
kesempatan bagi seseorang untuk belajar. Dalam kehidupan sehari- hari banyak
hal yang dapat dipandang, akan tetapi tidak semua pandangan atau penglihatan
kita adalah belajar. Apabila kita memandang segala sesuatu dengan set tertentu
untuk mencapai tujuan yang mengakibatkan perkembangan diri kita, maka dalam hal
yang demikian kita sudah belajar.
c. Meraba, mencium dan Mencicipi/ Mencecap
Segenap stimulus yang dapat diraba, dicium dan
dicecap merupakan situasi yang memberi kesempatan bagi seseorang untuk belajar.
Aktivitas meraba, mencium ataupun mencecap dapat dikatakan belajar, apabila
aktivitas- aktivitas itu didorong oleh kebutuhan dan motivasi untuk mencapai
tujuan dengan menggunakan set tertentu untuk memperoleh perubahan tingkah laku.
d. Menulis
atau Mencatat
Mencatat
yang termasuk sebagai belajar yaitu apabila dalam mencatat itu orang menyadari
kebutuhan serta tujuannya dan menggunakan set tertentu agar catatannya itu
nanti berguna bagi pencapaian tujuan belajar. Dan tidak semua kegiatan mencatat
adalah belajar seperti aktivitas mencatat yang bersifat menurun, menjiplak atau
mengcopy.[6]
e. Membaca
Membaca
untuk keperluan belajar harus menggunakan set. Membaca dengan set misalnya
dengan memulai memperhatikan judul- judul bab atau topik utama dengan
berorientasi kepada kebutuhan dan tujuan.Tujuan itu akan menentukan materi yang
akan dipelajari.
f. Membuat
Ringkasan dan Menggarisbawahi
Ikhtisar
atau ringkasan dapat membantu dalam hal mengingat atau mencari kembali materi
dalam buku untuk masa yang akan datang. Untuk keperluan belajar yang intensif,
membuat ringkasan belum cukup akan tetapi pada hal- hal yang penting waktu
membaca hendaknya diberi garis bawah (underlining). Hal ini sangat
membantu dalam usaha menemukan kembali materi di kemudian hari.
g. Mengingat
Mengingat
dengan maksud agar ingat tentang sesuatu, belum termasuk sebagai aktivitas
belajar. Mengingat yang didasari atas kebutuhan serta kesadaran untuk mencapai
tujuan belajar adalah termasuk aktivitas belajar.
h. Berpikir
Adapun
yang menjadi obyek serta tujuannya, berpikir adalah termasuk aktivitas belajar.
Dengan berpikir akan memperoleh penemuan baru, setidak- tidaknya seseorang akan
menjadi tahu tentang sesuatu.
i.
Latihan atau Praktik
Dalam
kegiatan berlatih atau berpraktik terjadi interaksi antara subyek dengan
lingkungannya dan secara integratif terarah pada suatu tujuan. Hasil dari pada
latihan atau praktik itu sendiri berupa pengalaman yang dapat mengubah diri
subyek dan lingkungannya.
j.
Mengamati Tabel, Diagram dan Bagan
Dalam
buku ataupun di lingkungan lain sering dijumpai tabel, diagram ataupun bagan
yang sangat berguna dalam mempelajari materi yang relevan dengan hal tersebut.
Demikian pula dengan gambar dan peta dapat menjadi bahan ilustratif yang
membantu pemahaman tentang suatu hal.
k. Menyusun
Paper atau Kertas Kerja
Tidak
semua aktivitas penyusunan paper merupakan aktivitas belajar karena
penyusunannya dengan jalan mengcopy atau menjiplak. Penyusunan paper yang baik
memerlukan perencanaan yang masak dengan terlebih dahulu mengumpulkan ide- ide
yang menunjang serta penyediaan sumber- sumber yang relevan.
C. FAKTOR-
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BELAJAR
Secara global, faktor- faktor yang mempengaruhi
belajar siswa dapat dibedakan menjadi tiga macam yaitu:[7]
1. Faktor
Internal Siswa
a. Aspek
fisiologis
Kondisi
umum jasmani dan tonus (tegangan otot) yang menandai tingkat kebugaran
organ- organ tubuh dan sendinya dapat mempengaruhi semangat dan intensitas
siswa dalam mengikuti pelajaran. Kondisi organ tubuh yang lemah disertai dengan
pusing misalnya, dapat menurunkan ranah cipta (kognitif) sehingga materi yang
dipelajarinya kurang atau tidak berbekas sehingga merugikan semangat mental
siswa itu sendiri.
b. Aspek
psikologis
Adapun
yang termasuk aspek psikologis yang dapat mempengaruhi kualitas dan kuantitas
perolehan pembelajaran siswa antara lain tingkat kecerdasan/ inteligensi siswa,
sikap siswa, bakat siswa, minat siswa dan motivasi siswa.
2. Faktor
Eksternal Siswa
a. Lingkungan
sosial
Lingkungan
sosial sekolah seperti guru, staf administrasi dan teman sekelas dapat
mempengaruhi semangat belajar siswa. Begitupun juga lingkungan sosial siswa
seperti masyarakat, tetangga dan teman sepermainan serta orang tua dan keluarga
siswa itu sendiri lebih banyak mempengaruhi kegiatan belajarnya dan memberi
dampak terhadap hasil yang dicapai oleh siswa.
b. Lingkungan
nonsosial
Faktor-
faktor yang termasuk lingkungan nonsosial adalah gedung sekolah dan letaknya,
rumah tempat tinggal siswa dan letaknya, alat- alat belajar, keadaan cuaca dan
waktu belajar yang digunakan siswa. Semuanya itu dapat turut menentukan tingkat
keberhasilan belajar siswa.
3. Faktor
Pendekatan Belajar
Faktor pendekatan belajar yakni jenis upaya belajar siswa yang
meliputi strategi dan metode yang digunakan dalam proses pembelajaran. Dengan
metode yang dipakai oleh guru dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa yaitu
dengan menggunakan metode, diantaranya: [8]
a. Kegiatan
berlatih atau praktek
b. Overlearning
dan Drill (overlearning berlaku pada kegiatan keterampilan motorik seperti main
piano, menjahit dan lainnya. Drill untuk berhitung hal ini berguna untuk
memantapkan reaksi dalam belajar).
c. Resitasi
selama belajar (setelah belajar berusaha untuk menghafal atau memahami).
d. Pengenalan
tentang hasil- hasil belajar
e. Belajar
dengan keseluruhan dan dengan bagian- bagian
f. Kegunaan
modalitas indra
g. Penguasaan
dalam belajar
h. Bimbingan
dalam belajar
i.
Kondisi- kondisi intensif (intensif adalah sebuah obyek atau
situasi eksternal yang dapat memenuhi individu). Intensif dapat
diklasifikasikan menjadi dua, yaitu: Intensif Intrinsik yaitu situasi
yang mempunyai hubungan fungsional dengan tugas dan tujuan, contoh pengenalan
tentang hasil atau kemampuan belajar, persaingan sehat. Intensif Ekstrinsik
yaitu obyek atau situasi yang tidak mempunyai hubungan fungsional dengan tugas,
contoh hukuman, perlakuan kasar, kekejaman dan ancaman yang membuat takut. Dari
intensif tersebut yang lebih memajukan individu adalah intensif intrinsik.
Faktor-
faktor individual:
a. Kematangan
(kematangan dicapai oleh individu dari proses pertumbuhan fisiologisnya baik
secara kuantitatif maupun kualitatif)
b. Faktor
usia dan kronologis
c. Faktor
perbedaan jenis kelamin (tradisi kehidupan)
d. Pengalaman
sebelumnya (lingkungan mempengaruhi perkembangan individu)
e. Kapasitas
mental (akibat dari hereditas dan lingkungan berkembanglah kapasitas mental
individu yang berupa intelegensi)
f. Kondisi
kesehatan jasmani
g. Kondisi
kesehatan rohani
h. Motivasi
( hal ini bertujuan dengan motif dan tujuan)
BAB III
SIMPULAN
Dari beberapa uraian di atas maka pemakalah menyimpulkan bahwa:
1. Belajar
adalah suatu proses perubahan tingkah laku yang
berlangsung relatif lama yang terjadi melalui latihan atau pengalaman
dan perubahan tersebut menyangkut berbagai aspek kepribadian.
2. Macam-
macam aktivitas dalam belajar yakni:
a. Mendengarkan
b. Memandang
c. Meraba,
mencium dan mencecap
d. Menulis
atau mencatat
e. Membaca
f. Membuat
ringkasan dan menggarisbawahi
g. Mengingat
h. Berpikir
i.
Latihan atau praktik
j.
Mengamati tabel, digram dan bagan
k. Menyusun
paper atau kertas kerja
3. Adapun
faktor- faktor yang mempengaruhi belajar digolongkan menjadi tiga macam yaitu:
a. Faktor
internal siswa
b. Faktor
eksternal siswa
c. Faktor
pendekatan belajar
DAFTAR PUSTAKA
Purwanto,
Ngalim. 1999. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Slameto. 2003. Belajar Dan Faktor- Faktor Yang Mempengaruhinya.
Jakarta: PT. Rineka Cipta
Soemanto, Wasty. 1983. Psikologi Pendidikan (Landasan Kerja
Pemimpin Pendidikan). Jakarta: PT. Rineka Cipta
Syah, Muhibbin. 2003. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan
Baru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Winkel,
W. S. 1983. Psikologi Pendidikan Dan Evaluasi Belajar. Jakarta: PT.
Gramedia
[1]
Syah, Muhibbin, 2003, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru,
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, hlm. 89.
[2]
Purwanto, Ngalim, 1999, Psikologi Pendidikan, Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, hlm.84.
[3]
Soemanto, Wasty, 1983, Psikologi Pendidikan (Landasan Kerja Pemimpin
Pendidikan), Jakarta: PT. Rineka Cipta, hlm.99.
[4]
Syah, Muhibbin, Op.Cit, hlm.90.
[5]
Soemanto, Wasty, Op.Cit, hlm.102.
[6]
Winkel, W.S, 1983, Psikologi Pendidikan Dan Evaluasi Belajar, Jakarta:
PT. Gramedia, hlm. 59.
[7]
Syah, Muhibbin, Op.Cit, hlm. 132.
[8]
Soemanto, Wasty, Op.Cit, hlm.110.
0 komentar
Post a Comment