Sebagaimana kita ketahui bahwa sumber utama pendidikan Islam
adalah kitab suci Al-Qur’an dan sunnah Rasulullah SAW. Serta pendapat para
sahabat dan ulama atau ilmuan muslim sebagai tambahan. Pendidikan Islam sebagai
sebauah disiplim ilmu harus membuka mata bahwa keadaan pendidikan yang terjadi
saat ini jauh dari apa yang kita harapkan. Kita mengaharapkan bahwa pendidika
Islam memberika kontribusi terhadap pendidikan yang terdapat di Indonesia,
namun hal tersebut belum terealisaikan dengan maksimal. Salah satu faktor yang
menjadi penyebab hal tersebut adalah tidak diterpakanny sebuah prinsip sebagai
dasar dalam pendidikan.
Seringkali sebuah prinsip hanya dijadikan sebagai sebuah
formalitas saja. Prinsip tidak dijadikan sebagai dasar atau pondasi bagai
pencapaian sebuah tujuan. Padahal dalam pencapaian tujuan yang digarapkan dalam
pendidikan Islam, keberadaan prinsip-prinsip sangatlah penting dan urgent.
Oleh karena itu, dalam makalah ini kami akan mencoba sedikit
memaparkan tentanng bagaimana sebuah prisnip-prinsip pendidikan islam sebagai
displin ilmu dan bagaiman kontribusinya.
Pengertian Prinsip
Pendidikan Islam
Prinsip bebrati asas
atau kebenaran yang jadi pokok dasar orang berfikir, bertindak dan sebagainya.
Menurut Dagobert D. Runes yang di kutip oleh Syamsul Nizar, mengartikan prinsip
sebagai kebenaran yang bersifat universal (universal trith) yang menjadi sifat
dari sesuatu.
Menurut Syed Muhammad Naquib Al-Attas, pendidikan adalah
suatu proses penamaan sesuatu ke dalam diri manusia mengacu kepada metode dan sistem penamaan secara bertahap, dan kepada manusia penerima proses dan kandungan pendidikan tersebut.
suatu proses penamaan sesuatu ke dalam diri manusia mengacu kepada metode dan sistem penamaan secara bertahap, dan kepada manusia penerima proses dan kandungan pendidikan tersebut.
Apabila dikaitkan
dengan pendidikan, maka prinsip pendidikan dapat sebagai kebenaran yang
universal sifatnya dan menajdi dasar dalam merumuskan perangkat pendidikan.
Prinsip pendidikan diambil dari dasar pendidikan, baik berupa agama atau
ideologi negara yang dianut.
Prinsip pendidikan Islam juga ditegakan di atas dasar yang sama dan berpangkal dari pandangan Islam secara filosofis terhadap jagad raya, manusia, masyarakat, ilmu pengetahuan dan akhlak. Pandangan Islam terhadap masalah-masalah tersebut, melahirkan berbagai prinsip dalam pendidikan Islam.
Prinsip pendidikan Islam juga ditegakan di atas dasar yang sama dan berpangkal dari pandangan Islam secara filosofis terhadap jagad raya, manusia, masyarakat, ilmu pengetahuan dan akhlak. Pandangan Islam terhadap masalah-masalah tersebut, melahirkan berbagai prinsip dalam pendidikan Islam.
Pengertian Disiplin
Ilmu
Kata ilmu berasal
dari bahasa Arab, yakni “ilm” yang diartikan pengetahuan. Dalam filsafat, ilmu
dan pengetahuan itu berbeda, pengetahuan bukan berarti ilmu, tetapi ilmu
merupakan akmumulasi pengetahuan, sebagimana berbedanya anatar science dan
knowledge dalam bahasa Ingris.Kata “ilm” dalam bahasa Arab menggunakan tiga huruf, yaitu huruf ‘ain, lam, dan
miem. Menurut Muhammad yang dikutip oleh Boedi Abdullah dalam buku filsafat
ilmu menjelaskan, bahwa tiga huruf itu mempunyai makna tersendiri, yakni:
Huruf ‘ain bentuknya
didepan ibarat mulut yang posisinya selalu terbuka, menandakan bahwa mencari
ilmu pengetahuan itu tidak pernah kenyang.
2.
Huruf lam sesudah
‘ain, panjangnya tidak terbatas. Boleh menjjulang kelangit dan menjangkau
cakrawala. Itu pertanda bahwa mencari ilmu tidak mengenal batas usia.
3.
Huruf terakhir adalah
huruf miem, yang meletakan diri di dasar, menunduk pertanda kefakiran ilmunya.
Artinya, meskipun ilmu pengetahuan telah menjulang tinggi, seorang yang alim
harus rendah hati bagaikan ilmu padi.
Prinsip-prinsip
Pendidikan Islam
Pandangan Islam yang
bersifat filosofi terhadap alam jagat, manusia, masyarakat, pengetahuan, dan
akhlak, secra jelas tercermin dalam prinsip-prinsip pendidikan Islam. Dalam
pembelajaran, pendidik merupakan fasilitator. Ia harus mampu memberdayagunakan
beraneka ragam sumber belajar. Dalam memimpin proses pembelajaran, pendidik
perlu perlu memperhatikan prinsip-prinsip dalam pendidikan Islam dan senantiasa
mempedomaninya, bahkan sejauh mungkin merealisasikannya bersama-sama dengan
peserta didik. Adapun yang menjadi prinsip-prinsip pendidikan Islam adalah
sebagai berikut:
Prinsip Integral dan
Seimbang
Prinsip Integral
Pendidikan Islam
tidak mengenal adanya pemisahan antara sains dan agama. Keduanya harus
terintegrasi secara harmonis. Dalam ajaran Islam, Allah adalah pencipta alam
semesta termasuk manusia. Allah pula yang menurunkan hukum-hukum untuk
mengelola dan melestarikannya. Hukum-hukum mengenai alam fisik disebut
sunatullah, sedangkan pedoman hidup dan hukum-hukum untuk kehidupan manusia
telah ditentukan pula dalam ajaran agama yang disebut dinullah yang mencakup
akidah dan syariah.
Dalam ayat Al-Qur’an yang pertama kali diturunkan, Allah memerintahkan agar mansuia untuk membaca yaitu dalam QS Al-‘Alaq ayat-1-5. Dan ditempat lain ditemukan ayat yang menafsirkan perintah membaca tersebut, seperti dalam Firman Allah QS Al-Ankabut:
Di sini, Allah
memberikan penjelasan bahwa Al-Qur’an yang harus dibaca. Ia merupakan ayat yang
diturunkan Allah (ayat tanziliyah, qur’aniyah) Selain itu, Allah memerintahkan
agar manusia membaca ayat Allah yang berwujud fenomena-fenomena alam (ayat
kauniyah, sunatullah), anatara lain, “Katakanlah, perhatikanlah apa yang ada
dilangit dan dibumi”(QS. Yunus : 101) Dari ayat-ayat di
atas dapat dipahami bahwa Allah memerintahkan agar manusia membaca Al-Qur’an
(ayat-ayat quraniyah) dan fenomena alam (ayat kauniyah) tanpa memberikan
tekanan terhadap slah satu jenis ayat yang dimaksud. Hal itu berarti bahwa
pendidikan Islam harus dilaksanakan secara terpadu (integral)
Dalam ayat Al-Qur’an yang pertama kali diturunkan, Allah memerintahkan agar mansuia untuk membaca yaitu dalam QS Al-‘Alaq ayat-1-5. Dan ditempat lain ditemukan ayat yang menafsirkan perintah membaca tersebut, seperti dalam Firman Allah QS Al-Ankabut:
Bacalah
apa yang telah diwahyukan kepadamu, Yaitu Al kitab (Al Quran)
(QS. Al-Ankabut : 45)
Prinsip Seimbang
Pendidikan Islam
selalu memperhatikan keseimbangan di antara berbagai aspek yang meliputi
keseimbangan antara dunia dan akhirat, antara ilmu dan amal, urusan hubungan
dengan Allah dan sesama manusia, hak dan kewajiban. Keseimbangan antara
urusan dunia dan akhirat dalam ajaran Islam harus menjadi perhatian. Rasul
diutus Allah untuk mengajar dan mendidik manusia agar mereka dapat meraih
kebahagiaan kedua alam itu. implikasinya pendidikan harus senantiasa diarahkan
untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. hal ini senada dengan FirmanAllah
SWT:
Prinsip Bagian dari
Proses Rububiyah
“dan carilah pada apa yang telah
dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu
melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi”
(Al-Qashas : 77)
Dalam dunia pendidikan, khususunya dalam pembelajaran, pendidik harus
memperhatikan keseimbangan dengan menggunakan pendekatan yang relevan. selain
mentrasfer ilmu pengetahuan, pendidik perlu mengkondisikan secara bijak dan
profesional agar peserta didik dapat mengaplikasikan ilmu yang telah didapat di
dalam maupun di luar kelas.
Al-Qur’an
menggambarkan bahwa Allah adalah Al-Khaliq, dan Rabb Al-Amin (pemelihara
semesta alam). Dalam proses penciptaan alam semesta termasuk manusia. Allah
menampakan proses yang memperlihatkan konsistensi dan keteraturan. Hal demikian
kemudian dikenal sebagai aturan-aturan yang diterpakan Allah atau disebut
Sunnatullah.
Sebagaiman
Al-Kailani yang dikutip oleh Bukhari Umar dalam bukunya menjelaskan, bahwa
peranan manusia dalam pendidikan secara teologis dimungkinkan karena posisinya
sebagai makhluk, ciptaan Allah, yang paling sempurna dan dijadikan sebagai
khalifatullah fi al-ardh.
Sebagai khalifah, manusia juga mengemban fungsi rubbubiyah Allah terhadap alam semesta termasuk diri manusia sendiri. Dengan perimbangan tersebut dapat dikatakan bahwa karakter hakiki pendidikan Isam pada intinya terletak pada fungsi rubbubiyah Allah secara praktis dikuasakan atau diwakilkan kepada manusia. Dengakn kata lain, pendidikan Islam tidak lain adalah keseluruhan proses dan fungsi rubbubiyah Allah terhadap manusia, sejak dari proses penciptaan samspai dewasa dan sempurna.
Sebagai khalifah, manusia juga mengemban fungsi rubbubiyah Allah terhadap alam semesta termasuk diri manusia sendiri. Dengan perimbangan tersebut dapat dikatakan bahwa karakter hakiki pendidikan Isam pada intinya terletak pada fungsi rubbubiyah Allah secara praktis dikuasakan atau diwakilkan kepada manusia. Dengakn kata lain, pendidikan Islam tidak lain adalah keseluruhan proses dan fungsi rubbubiyah Allah terhadap manusia, sejak dari proses penciptaan samspai dewasa dan sempurna.
Prinsip Membentuk Manusia yang Seutuhnya
Manusia
yang menjadi objek pendidikan Islam ialah manusia yang telah tergambar dan
terangkum dalam Al-Qur’an dan hadist. Potret manusia dalam pendidikan sekuler
diserhakan pada orang-orang tertentu dalam msyarakat atau pada seorang individu
karena kekuasaanya, yang berarti diserahkan kepada angan-angan seseorang atau
sekelompok orang semata.
Pendidikan
Islam dalam hal ini merupakan usaha untuk mengubah kesempurnaan potensi yang
dimiliki oleh peserta didik menjadi kesempurnaan aktual, melalui setiap tahapan
hidupnya. Dengan demikian fungsi pendidikan Islam adalah menjaga keutuhan
unsur-unsur individual peserta didik dan mengoptimalkan potensinya dalam garis
keridhaan Allah.
Prinsip
ini harus direalisasikan oleh pendidik dalam proses pembelajaran. Pendidik
harus mengembangkan baik kecerdasan intelektual, emosional maupun spiritual
secara simultan.
Prinsip Selalu
Berkaitan dengan Agama
Pendidikan
Islam sejak awal merupakan salah satu usaha untuk menumbuhkan dan memantapkan
kecendrungan tauhid yang telah menjadi fitrah manusia. Agama menjadi petunjuk
dan penuntun ke arah itu. Oleh karena itu, pendidikan Islam selalu
menyelenggrakan pendidikan agama. Namun, agama di sini lebih kepada fungsinya
sebagai sumebr moral nilai.
Sesuai dengan ajaran Islam pula, pendidikan Islam bukan hanya mengajarkan ilmu-ilmu sebagai materi, atau keterampilan sebagai kegiatan jasmani semata, melainkan selalu mengaitkan semuanya itu dengan kerangka praktik (‘amaliyyah) yang bermuatan nilai dan moral. Jadi, pengajaran agama dalam Islam tidak selalu dalam pengertian (ilmu agama) formal, tetapi dalam pengertian esensinya yang bisa saja berada dalam ilmu-ilmu lain yang sering dikategorikan secara tidak proporsional sebagai ilmu sekuler.
Sesuai dengan ajaran Islam pula, pendidikan Islam bukan hanya mengajarkan ilmu-ilmu sebagai materi, atau keterampilan sebagai kegiatan jasmani semata, melainkan selalu mengaitkan semuanya itu dengan kerangka praktik (‘amaliyyah) yang bermuatan nilai dan moral. Jadi, pengajaran agama dalam Islam tidak selalu dalam pengertian (ilmu agama) formal, tetapi dalam pengertian esensinya yang bisa saja berada dalam ilmu-ilmu lain yang sering dikategorikan secara tidak proporsional sebagai ilmu sekuler.
5
Prinsip Terbuka
Dalam
Islam diakui adanya perbedaam manusia. Akan tetapi, perbedaan hakiki ditentukan
oleh amal perbuatan manusia (QS, Al-Mulk : 2), atau ketakwaan (QS, Al-Hujrat :
13). oleh karena itu, pendidikan Islam pada dasarnya bersifat terbuka,
demokratis, dan universal. menurut Jalaludin yang dikutip oleh Bukhari Umar
menjelaskan bahwa keterbukaan pendidikan Islam ditandai dengan kelenturan untuk
mengadopsi unsur-unsur positif dar luar, sesuai dengan perkembangan dan
kebutuhan masyarakatnya, dengan tetap menjaga dasar-dasarnya yang original
(shalih), yang bersumber pada Al-Qur’an dan Hadist.
Menjaga Perbedaan
Individual
Perbedaan
individual antara seorang manusia dengan orang lain dikemukakan oleh Al-Qur’an
dan hadist. Sebagai contoh:
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah menciptakan
langit dan bumi dan berlain-lainan bahasamu dan warna kulitmu. Sesungguhnya
pada yang demikan itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang
mengetahui”. (QS. Ar-Rum : 22)
Perbedaan-perbedaan
yang dimiliki manusia melahirkan perbedaan tingkah laku karena setiap orang
akan berbuat sesuai dengan keadaanya masing-masing. Menurut Asy-Syaibani yang
dikutip oleh Prof. Dr. H. Ramayulis menjelaskan bahwa pendidikan Islam
sepanjangs sejarahnya telah memlihara perbedaan individual yang dimilki oleh
peserta didik.
7
Prinsip Pendidikan
Berlangsung Sepanjang Hayat
Islam
tidak mengenal batas akhir dalam menempuh pendidikan. Hal tersebut mengingat
tujuan yang ingin dicapai dalam pendidikan Islam adalah terbentuknya akhlak
al-karinah. Pembentukan itu membutuhkan waktu yang panjang, yaitu sepanjang
hayat manusia.
Pendidikan Islam yang bersumber dari wahyu dan diterapkan oleh Rasulullah SAW telah sejak lama mengenal konsep pendidikan seumur hidup. Konsep ini pula yang diterapakan dalam sistem pendidikan Islam, konsep pendidikan tanpa batas usia.
Pendidikan Islam yang bersumber dari wahyu dan diterapkan oleh Rasulullah SAW telah sejak lama mengenal konsep pendidikan seumur hidup. Konsep ini pula yang diterapakan dalam sistem pendidikan Islam, konsep pendidikan tanpa batas usia.
Selain
itu dalam buku Ilmu Pendidikan Islam yang ditulis Prof. Dr. H. Ramayulis
menjelaskan bahwa yang menjadi prinsip-prinsip pendidikan Islam itu diantaranya
adalah.
a)
Prinsip pendidikan
Islam merupakan implikasi dari karakteristik manusia.
b)
Prinsip pendidikan
Islam adalah pendidikan integralsi
c)
Prinsip pendidikan
Islam adalam pendidikan yang seimbang
d)
Prinsip pendidikan
Islam adalah pendidikan universal
e)
Prinsip pendidikan
Islam adalah dinamis.
Tidak hanya itu, Prinsip
pendidikan islam paling tidak mengacu kepada lima Aspek:
1. Selalu mengacu
kepada Al-Qur’an dan Hadist
Al-Qur’an dan Hadist merupakan sumber utama dalam pendidikan
islam, mungkin lebih baiknya pendidikan islam ini supya mempunyai wacana guna
mencetak insan kamil, sangat perlu ditambah dengan Istimbath dan Ijtihad para
ulama yang tidak bertentangan dengan Al-qur’an dan Hadist. Maka dari itu
pendidik dan peserta didik harus paham kepada kandungan Al-Qur’an dan Hadist.
Ketika ada pendapat dan bertentangan dengan keduanya, bila suatu ajaran itu
tidak sesuai dengan isi Al-qur’an dan hadist, seharusnya pendidikan tidak boleh
menerimanya sebagai acuan.
2. Selalu mengarah
kepada dunia dan akhirat
Baik dalam Al-Qur’an dan Hadist tidak ada yang menganjurkan menjauhi
kehidupan dunia, karena al-Qur’an sendiri menuntut kita untuk berzakat dan
bersedekah, bagaimana hal tersebut bisa tercapai kalau kita tidak berharta.
Memang hidup di dunia hanyalah sementara, semuanya akan musnah tapi perlu
diingat, Justru dengan kehidupan sekejap itulah kita dianjurkan mengejar
kesuksesan dunia, untuk berlomba-lomba didalam menggapai amal shaleh sebagai
bekal untuk keakhirat nanti, bukan menjauh dari dunia seperti layaknya
orang-orang yang mengasingkan diri dari kahidupan sosial.
3. Bersifat teoritis
dan praktis
Pendidikan isalm tidak cukup hanya menyampaikan teori,
karena tujuan materi itu tidak lain untuk dilaksanakan guna mencapai amal yang
tinggi disisi Allah. Maka dari itu untuk mencapai pengamalan yang sempurna
hendaklah para peserta didik melaksanakan apa yang diajarkan kepada peserta
didik. Dan Uswatun Hasanah harus menjadi pedoman yang utama di dalam hidupnya.
Tidak ada satupun didalam pendidikan yang hanya berorientasi kepada materi
saja.
4. Sesuai dengan
potensi yang dimiliki manusia
Pendidikan islam bersifat fleksibel, maka dari itu
pendidikan islam harus sesuai dengan potensi manusia karena setiap manusia
mempunyai potensi yang berbeda.
potensi manusia mempunyai beberapa hal. Yaitu Homo rasional
( manusia sebagai pemikir), dengan potensi inilah pendidikan islam harus
menganjurkan kepada manusia untuk selalu berpikir secara mendalam dan kritis,
dengan pengertian manusia harus menggunakan akalnya dengan seoptimal mungkin.
Sehingga dapat menghasilkan karya-karya yang dapat diambil manfaat oleh umat
muslim yang lain.
Disamping itu manusia sebagai Homo religius ( manusia sebagai makhluk beragama), hal ini merupakan yang terpenting dalam kehidupan. pendidikan islam harus memotivasi umatnya untuk selalu memperkuat imannya.
Disamping itu manusia sebagai Homo religius ( manusia sebagai makhluk beragama), hal ini merupakan yang terpenting dalam kehidupan. pendidikan islam harus memotivasi umatnya untuk selalu memperkuat imannya.
5. Berorientasi pada
hablum Minallah Wa Hablum Minannas
Prinsip Pendidikan
Islam Sebagai Disiplin Ilmu
Dunia ilmu
pengetahuan yang akademik telah menetapkan norma-norma, syarat-syarat dan
kriteria-kriteria yang harus dipenuhi oleh suatu ilmu yang ilmiah. Persyaratan
keilmuwan yang ditetapkan itu nampak terlihat sekuler, dalam arti bahwa
mengilmiahkan suatu pandangan/konsep dalam banyak seginya, yang melibatkan
nilai-nilai ke-Tuhanan dipandang tidak rasional, tapi metafisik dan tidak dapat
dijadikan dasar pemikiran sistematis dan logis. Nilai-nilai ke-Tuhanan berada
di atas nilai keilmiahan dari ilmu pengetahuan. Agama adalah bukan ilmu
pengetahuan.
Sebagai suatu
disiplin ilmu, pendidikan islam merupakan sekumpulan ide-ide dan konsep-konsep
intelektual yang tersusun dan diperkuat melalui pengalaman dan pengetahuan.
Jadi mengalami dan mengetahui merupakan pengokoh awal dari konseptualisasi itu.
Untuk itu Adam diajar nama-nama benda terlebih dahulu sebagai dasar konseptual
bagi pembentukan ilmu pengetahuan.
Dengan demikian maka
ilmu pendidikan islam dapat dibedakan antara ilmu pendidikan teoritis dan ilmu
pendidikan praktis.
Ada tiga komponen dasar yang harus dibahas dalam teori pendidikan islam yang pada gilirannya dapat dibuktikan validitasnya dalam operasionalisasi. Tiga komponen dasar itu ialah:
Ada tiga komponen dasar yang harus dibahas dalam teori pendidikan islam yang pada gilirannya dapat dibuktikan validitasnya dalam operasionalisasi. Tiga komponen dasar itu ialah:
Tujuan pendidikan
islam harus dirumuskan dan ditetapkan secara jelas dan sama bagi seluruh umat
islam sehingga bersifat universal. Tujuan pendidikan islam adalah azasi karena
ia sebegitu jauh menentukan corak metode dan materi pendidikan islam.
Tujuan
pendidikan islam yang universal itu telah dirumuskan dalam Seminar pendidikan
Islam se-Dunia di Islamabad pada tahun 1980 yang disepakati oleh seluruh ulama
ahli pendidikan islam dari Negara-negara islam.Metode pendidikan
islam yang kita ciptakan harus berfungsi secara efektif dalam proses pencapaian
tujuan pendidikan islam itu.
Irama gerak yang
harmonis antara metode dan tujuan pendidikan dalam proses akan mengalami vakum
bila tanpa kehadiran nilai atau idea.
Konsepsi Al-Quran tentang ilmu pengetahuan, tidak
membeda-bedakan antara ilmu pengetahuan agama dan umum. Kedua jenis ilmu
pengetahuan itu merupakan kesatuan yang tidak dapat dipisah-pisahkan, karena
semua itu adalah merupakan manifestasi dari ilmu pengetahuan yang satu yaitu
ilmu pengetahuan Allah. Oleh karena itu dalam islam tidak dikenal adanya ilmu
pengetahuan yang religious dan non-religius (sekuler).
Pendidikan islam sebagai disiplin ilmu telah mempunyai modal
dasar yang potensial untuk dikembangkan sehingga mampu berperan dijantung
masyarakat dinamis masa kini dan mendatang. Pendidikan islam saat ini masih
berada pada garis marjinal masyarakat, belum memegang peran sentral dalam
proses pembudayaan umat manusia dalam arti sepenuhnya. Untuk itu ilmu
pendidikan islam yang menjadi pedoman opersionalisasi pendidikan islam perlu
dikembangkan sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan dalam dunia akademik
yaitu:
- Memiliki objek pembahasan yang jelas dan khas pendidikan islami meskipun memerlukan ilmu penunjang dari yang non-Islami.
- Mempunyai wawasan, pandangan, asumsi, hipotesa, serta teori dalam lingkup kependidikan islami yang bersumberkan ajaran islam.
- Memiliki metode analisis yang relevan dengan kebutuhan perkembangan ilmu pendidikan yang berdasarkan islam, beserta sistem pendekatan yang seirama dengan cocok keislaman sebagai kultur dan revilasi.
- Memiliki struktur keilmuan yang sistematis mengandung totalitas yang tersusun dari komponen-komponen yang saling mengembangkan satu sama lain yang menunjukkan kemandiriannya sebagai ilmu yang bulat.
Oleh karena suatu ilmu yang ilmiah harus bertumpu pada
adanya teori-teori, maka teori-teori pendidikan islam juga harus memenuhi
persyaratan sebagai berikut:
- Teori harus menetapkan adanya hubungan antara fakta yang ada.
- Teori harus mengembangkan sistem klasifikasi dan struktur dari konsep-konsep.
- Teori harus dapat mengikhtisarkan berbagai fakta.
- Teori harus dapat meramalkan fakta atau kejadian-kejadian.
Dari pemaparan dia
atas dapat ditarik kesimpulan, bahwa ilmu pendidikan islam sebagai sebuah
disiplin ilmu harus senantiasa berpegang kepada prinsip-prinsip pendidikan
islam yang bersumber dari al-Qur’an, hadist, ijma dan qiyas. Hal itu
disebabkan, karean apabila sebuah disiplin ilmu tidak memilki prinsip khsusuya
prinsip pendidikan Islam tersebut, maka dikahawatirkan akan terjadinya
sekularisasi dan liberalisasi pendidikan.
Pendidikan Islam sebagai disiplin ilmu
juga harus senantiasa mampu mengilmiahkan wawasan atau pandangan tentang
kependidikan yang terdapat di dalam sumber-sumber pokoknya dengan bantuan dari
pendapat para sahabat dan ulama/ilmuwan muslim. Oleh karenanya kita sebagai
insan akademika yang terdapat dalam sebuah lembaga pendidikan harus lebih
mengoptimalkan daya fikir dan mental untuk menatap pendidikan ke depan yang
lebih maju.
DAFTAR
PUSTAKA
Abdullah, Boedi, 2009. Filsafat Ilmu
(Kontempalsi Filosofis tentang Seluk-Beluk Sumber dan Tujuan Ilmu Pengetahuan),
Bandung: CV Pustaka
Arifin, H.M, 2000 . Kapita Selekta
Pendidikan (Islam & Umum), Jakarta: Bumi Aksara
Badaruddin, Kemas, 2007. Filsafat
Pendidikan Islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Bukhari Umar, 2010. Ilmu Pendidikan
Islam, Jakarta : AMZAH
Poerwadinta, W.J.S, 1976. Kamus Umum
Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka
Ramayulis & Syamsul Nizar. 2010,
Filsafat Pendidikan Islam (Telaah sistem pendidikan dan pemikiran para
tokohnya), Jakarta: Kalam Mulia
0 komentar
Post a Comment