HUBUNGAN KEAKTIFAN MENGIKUTI MAJELIS TA’LIM DENGAN PEMBENTUAN AKHLAK REMAJA
A. Latar Belakang Masalah
Keberhasilan kehidupan manusia diantaranya ditandai dengan terbinanya hidup rukun diantara manusia. Untuk membina kerukunan hidup diantara manusia diperlukan bimbingan, dan penyuluan terhadap umat manusia. Hal ini sesuai dengan berbagai perkembangan kehidupan, baik perkembangan yang bersifat positif maupun yang bersifat negatif.
Kegiatan bimbingan biasanya dilakukan dengan cara mengadakan pengajian-pengajian keagamaan dengan tujuan untuk meningkatkan keimanan, penghayatan dan pengamalan agama. Kegiatan tersebut sebagai usaha untuk memantapkan keyakinan dan kesadaran beragama dalam memperkokoh keagamaan dan berperan serta untuk membina kedisiplinan dalam menjalankan keagamaan.
Telah disadari bahwa perkembangan agama pada masa remaja selalu mengalami perubahan dan perkembangan. Perubahan dan perkembangan tersebut ada yang menjurus kearah negatif yang bisa merugikan diri remaja itu sendiri, dan ada yang menjurus kearah positif.
Masa remaja merupakan masa peralian antara masa anak-anak kemasa dewasa. Pada masa ini, remaja mengalami perkembangan mencapai kematangan fisik, mental, sosial dan emosiaonal. Umumnya masa ini berlangsung sekitar umur 13 tahun samapi umur 18 tahun, yaitu masa anak duduk dibangku sekolah menengah. Masa ini dirasakan sebagai masa sulit, baik bagi remaja sendiri maupun bagi keluarga atau lingkungannya.
Untuk mengatasi hal tersebut, mereka sangat membutuhkan tuntunan dan bimbingan untuk memahami diri sendiri yang penuh dengan sikap egoistis dan rasa keingintahuan yang amat tinggi. Keinginan yang tinggi menyebabkan para remaja tidak hanya diberikan siraman rohani saja yang berisi ajaran-ajaran agama yang wajib dijalankan, akan tetapi malalui kegiatan atau keaktifan pengajian ini mereka mampu mentelaah serta mempelajari islam sebagai pedoman hidupnya.
Islam sebagai agama yang menjadi pedoman hidup bagi manusia mencakup seluruh kehidupan manusia. Disamping sebagai pedoman hidup, Islam menurut para pemeluknya juga sebagai ajaran yang harus dida’wahkan guna memberi pemahaman berbagai ajaran yang terkandung didalamnya. Sarana yang dapat dilakukan dalam mentransfer nilai-nilai agama tersebut antara lain melalui majelis ta’lim yang berfungsi memberikan pemahaman tentang nilai-nilai ajaran tersebut.
Berbagai kegiatan majelis ta’lim yang telah dilakukan merupakan proses pendidikan yang mengarah kepada internalisasi nilai-nilai agama sehingga para remaja mampu merefleksikan tatanan normatif atau tingkah laku yang mereka pelajari dalam realitas kehidupan sehari-hari.
Majelis ta’lim adalah wadah pembentuk jiwa dan kepribadian yang agamis yang berfungsi sebagai stabilisator dalam seluruh gerak aktivitas kehidupan umat islam Indonesia, maka sudah selayaknya kegiatan-kegiatan yang bernuansa islami mendapat perhatian dan dukungan dari masyarakat, sehingga tercipta insane-insan yang memiliki akhlak mulia.
Dengan akhlak yang mulia para remaja tidak akan melakukan tindakan-tindakan yang menyimpang dari norma-norma agama, seperti berbuat kasar terhadap orang tua dan lain sebagainya. Untuk menanggulangi dari kejadian-kejadian itu nampaknya akhlak memiliki peran yang sangat penting.
Dari uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang akan dirangkum dalam judul skripsi dengan judul : HUBUNGAN KEAKTIFAN MENGIKUTI MAJELIS TA’LIM DENGAN PEMBENTUKAN AKHLAK REMAJA
B. Penegasan Istilah Dalam Judul
Untuk mengetahui dan memahami apa dan bagaimana serta kemana arah judul, maka penulis ketengahkan arti dan maksud kata-kata yang terdapat dalam judul sebagaimana tertulis sebagai berikut :
1. Hubungan adalah : “ Pertalian keterikatan atau keterpautan “.
2. Keaktifan Mengikuti Majelis Ta’lim
Keaktifan adalah : “Kegiatan atau kesibukan ”.
Majelis Ta’lim adalah : ( Majelis : Tempat duduk, Ta’lim : Pengajaran atau Pengajian ). Majelis ta’lim disini diartikan sebagai lembaga pendidikan non formal yang menyelenggarakan pengajian islam.
Jadi yang dimaksud dengan keaktifan mengikuti majelis ta’lim adalah ikut serta dalam kegiatan pengajian-pengajian islam yang diselenggarakan oleh lembaga pendidikan non pormal.
3. Pembentukan akhlak.
Pembentukan adalah berasal dari kata “ Bentuk “ yang berarti berbuat (hal, cara dan lain sebagainya).
Jadi pembentukan bisa diartikan suatu perbuatan ( hal, cara dan lain sebagainya ) yang membentuk seseorang kearah tujuan tertentu.
Akhlak adalah : ( Ar : al-akhlak ) yaitu keadaan yang melekat pada jiwa manusia, yang dari padanya lahir perbuatan-perbuatan dengan mudah, tanpa melalui proses pemikiran, pertimbangan atau penelitian. Jika keadaan hal tersebut melahirkan perbuatan yang baik dan terpuji menurut pandangan akal dan syarak ( hukum islam ), disebut akhlak yang baik. Jika perbuatan-perbuatan yang timbul itu tidak baik, dinamakan akhlak yang buruk.
Kata akhlak merupakan bentuk jamak dari kata al-khuluq atau al-khulq, yang secata etimologis berarti (1) tabiat, budi pekerti, (2) kebiasaan atau adat, (3) keperwiraan, kesatriaan, kejantanan, (4) agama dan (5) kemarahan.
Jadi yang dimaksud dengan pembentukan akhlak adalah suatu hal atau cara yang membentuk seseorang berbudi pekerti atau bertingkah laku, baik itu dalam kebaikan maupun kejelekan.
4. Remaja adalah :
Sebagai peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa yaitu saat-saat ketika anak tidak mau lagi diperlakukan sebagai anak-anak, tetapi dilihat dari pertumbuhan fisiknya ia belum dikatakan orang dewasa yaitu mulai usia 13 sampai 18 tahun.
Dari pengertian-pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa maksud judul diatas adalah untuk mengetahui dan meneliti hubungan Keaktifan Mengikuti Majelis Ta’lim dengan Pembentukan Akhlak Remaja di Desa Puluhantengah Kecamatan Jakenan Kabupaten Pati Tahun 2011
0 komentar
Post a Comment