Sunday, December 1, 2013

PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA ‎PADA MASA PENJAJAHAN BELANDA DAN JEPANG

PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA ‎PADA MASA PENJAJAHAN BELANDA DAN JEPANG


A.‎PENDAHULUAN
Sejarah perkembangan islam bisa dikatakan melalui banyak proses ‎diantaranya adalah melalui kontak perdagangan yaitu yang dibawa oleh para ‎pedagang muslim mereka berdagang sambil menyiarkan Agama Islam, ‎kebudayaan dan kadang juga penyebaran Islam melalui kontak intelektual, ‎ketika ilmu dipertentangkan atau dipertemukan ataupun kepercayaan pada ‎dunia lama mulai menurun.‎
Dalam sejarah, bangsa Indonesia pernah mengalami penjajahan yaitu ‎oleh negara Belanda dan Jepang. Pada saat itu bangsa Indonesia merasakan ‎berbagai tekanan dan kesulitan di berbagai bidang diantaranya yaitu dalam ‎bidang pendidikan Islam. Karena pada saat itu para penjajah berhasil ‎menguasai pemerintahan bangsa Indonesia.‎
Maka dari itu kami akan memaparkan
tentang bagaimana proses ‎dankeadaan pendidikan Islam di Indonesia pada masa penjajahan Belanda dan ‎Jepang.‎

B. RUMUSAN MASALAH
‎1.‎ Bagaimana Pendidikan Islam di Indonesia pada masa Penjajahan Belanda?‎
‎2.‎ Bagaimana Pendidikan Islam di Indoneisa pada masa Penjajahan Jepang?‎
‎ ‎

C. PEMBAHASAN
‎1.‎ Pendidikan Islam di Indonesia pada zaman penjajahan Belanda.‎
Kolonial Belanda menancapkan kukunya di bumi nusantara ini ‎dengan membawa misi ganda yaitu imperialisme dan kristenisasi, dan itu ‎sangat menusuk tatanan yang sudah ada termasuk dalam bidang ‎pendidikan Islam.‎
Bangsa Belanda sangat menekan penduduk pribumi dengan ‎berbagai kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan termasuk masalah ‎pendidikan Islam yang tidak mereka ijinkan karena mereka khawatir para ‎pemuda Islam emmberontak. Pada akhirnya juga kekhawatiran itu benar ‎adanya mereka mendapat perlawanan dari berbagai tokoh-tokoh Islam ‎yang sangat gigih mengembangkan pendidikan Islam di Indonesia.‎
Perkembangan pendidikan Islam di Indonesia pada zaman ‎kolonial Belanda bisa kita lihat di bawah ini.‎
‎1)‎ Pendidikan Islam sebelum tahun 1900‎
Sebelum tahun 1900 kita mengenal pendidikan Islam secara ‎perorangan. Secara rumah tangga dan secara surau/langgar atau masjid. ‎Pendidikan secara perorangan dan rumah tangga itu lebih ‎mengutamakan pelajaran praktis misalnya tentang krtuhanan, keimanan ‎dan masalah-masalah yang berkenaan dengan ibadah. Pemisahan ‎pelajaran tertentu belum ada dan pelajaran yang diberikan juga belum ‎secara sistematis ‎. Sedangkan pelajaran surau mempunyai 2 (dua) ‎tingkatan yaitu pelajaran Al-Qur’an dan pengkajian kitab. Adapun ciri-‎ciri pendidikan pad amasa itu adalah :‎
a. Pelajaran diberikan satu persatu.‎
b.‎ Kitab yang digunakan umumnya ditulis tangan
c.‎ Toko buku belum ada.‎
d.‎ Belum terlahir aliran-aliran baru.‎
Pada periode ni memang sulit menentukan kapan dan di mana ‎surau/langgar dan pesantren yang pertama berdiri. Walaupun demikian ‎dapat diketahui bahwa pada abad ke-17 M di Jawa telah terdapat ‎pesantren Sunan Bonang di Tuban, Sunan Ampel di Surabaya dan lain ‎sebagainya. Namun sebenarnya jauh sebelum itu telah ada beberapa ‎pesantren yang sudah berdiri.‎
‎2)‎ Pendidikan Islam pada masa peralihan (1900-1908)‎
Kalau sebelum tahun 1900 lembaga pendidikan Islam di ‎Indonesia relatif sedikit dan berlangsung sederhana, lain halnya dengan ‎periode peralihan ini yang mana lebih banyak berdiri tempat pendidikan ‎Islam yang terkenal di Sumatera seperti Surau Parabek Bukit Tinggi ‎‎(1908) dan Pesantren Tebu Ireng yang berada di Pulau Jawa.‎
Periode peralihan ini boleh dikatakan dipelopori oleh syeh ‎Khatib minangkabau dan kawan-kawannya yang bayak mengajar dan ‎mendidik pemuda di Makkah. Diantara muridnya adalah KH. Ahmad ‎Dahlan (Pendiri Muhammadiyah), KH. Hasyim Asy’ari Pendiri ‎Pesantren Tebu Ireng dan Nahdlatul Ulama (NU).‎
Namun dalamhal ini nyatanya Syeh Khatib bukanlah orang ‎pertama yang mengadakan pembaharuan jauh sebelum itu pada awal ‎abad ke-19 kita mengenal nama seperti Haji Abdur Rahman Piabong, ‎Muhammad Arif Sumanik. Mereka adalah para alumni yang kembali ke ‎Sumatera pada tahun 1802. Di dana mereka sudah terpengaruh oleh ‎pembaharuan yang dikembangkan oleh Muhammad Abdul Wahab di ‎Saudi Arabia yang terkenal dengan ajaran Wahabiyah. Karena mereka ‎lahirlah kaum muda dankaum tua. Dan masih banyak lagi tokoh ‎pembaharuan di Indonesia.‎
Adapun pelajaran agama Islam pada Masa peralihan bercirikan ‎sebagai berikut ‎ :‎
a. Pelajaran untuk dua sampai enam ilmu dihimpun sekaligus.‎
b.‎ Semua buku pelajaran karangan ulama Islam kuno dan dalam ‎bahasa Arab.‎
c.‎ Semua buku sudah dicetak.‎
d.‎ Mulai lahir Aliran-aliran Islam.‎
‎3)‎ Pendidikan Islam sesudah tahun 1909‎
Berkat Budi Utomo pada tahun 1908 yang menyebarkan isu ‎Nasionalisme dan juga menyadarkan bangsa dan memperkuat persatuan ‎tak terkecuali sesadaran muncul dikalangan ulama-ulama yang peduli ‎terhadap pendidikan Islam, emreka menyadari bahwa sistem ‎langgar/surau sudah tidak sesuai lagi dengan iklim Indonesia. Karena ‎semakin bertambahnya mudrid, kemudian berdirilah beberapa diniyah ‎dan madrasah di berbagai daerah diantaranya adalah Madrasah ‎Adabiyah di Padang, Madrasah Salafiyah tebu Ireng di Jombang, dll.‎
Pendidikan madrasah sampai menjelang berakhirnya penjajahan ‎Belanda sudah mempunyai aneka bentuk, jenjang dan tingkatan ‎walaupun demikian kolonial Belanda masih berusaha keras untuk ‎menghalangi perkembangan Pendidikan Islam. Karena mereka khawatir ‎kaum remaja akan mendepaknya. Dan ternyata apa yang mereka ‎khawatirkan menjadi kenyataan. Maka dari itu kita patut bangga dan ‎bersyukur karena berkat tokoh-tokoh dan pemuda Islam pendidikan ‎Islam ini terus ada.‎
‎2.‎ Pendidikan Islam di Indonesia pada zaman penjajahan Jepang.‎
Pendidikan islam pada zaman penjajahan jepang di mulai tahun ‎‎1942-1945. Sebenarnya sejak tahun 1940 jepang sudah berencana ‎menguasai bangsa indoneisa karena mereka bercita-cita besar menjadi ‎pemimpin Asia Timur Raya.‎
Pada saat itu kejayaan dan masa keemasan Belanda hilang lenyap ‎sekaligus, ketika pada tanggal 8 maret 1942 tentara Belanda bertekuk lutut ‎tanpa syarat kepada Jepang.‎
Selanjutnya mengenai keadaan pada zaman penjajahan Jepang ‎sangat banyak perubahan dari sebelumnya yaitu zaman penjajahan ‎Belanda. Dalam pendidikan umum mereka lebih mengutamakan pelajaran-‎pelajaran kemiliteran dan itu semata mata untuk mendukung Jepang dalam ‎perang pasifik.‎
Kendatipun demikian ada beberapa hal yang perlu diketahui yaitu ‎perubahan yang cukup mendasar di bidang pendidikan, dan hal ini penting ‎sekali artinya bagi bangsa Indonesia. Perubahan itu diantaranya adalah :‎
a.‎ Hapusnya dualisme pengajaran
Dengan berbagai macam jenis sekolah rendah, yang dahulunya ‎diselenggarakan pada zaman Belanda. Dihapuskan sama sekali. ‎Habislah riwayat susunan pengajaran Belanda yang dualistis itu. Yang ‎membedakan dua jenis pengajaran yaitu pengajaran barat dan ‎penhgajaran Bumi Putera. Jenjang pengajran pun menjadi : ‎
‎(1) Sekolah rakyat 6 tahun (termasuk sekolah pertama)‎
‎(2)‎ Sekolahmenengah 3 tahun
‎(3)‎ Sekolah menengah tinggi 3 tahun ( SMA pada zaman itu)‎
b.‎ Pemakaian bahasa Indonesia
Pemakaian bahasa Indonesia baik sebagai bahasa resmi maupun ‎sebagai bahasa pengantar pendidikan.‎
Selanjutnya mengenai sikap penjajah Jepang terhadap pendidikan ‎islam ini ternyata lebih lunak. Sehingga ruang gerak Pendidikan Islam ini ‎ternyata lebih bebas ketimbang pada zaman pemerintah kolonial Belanda.‎
Terlebih-lebih pada permulaan pemerintahan. Jepang ‎menampakkan diri seakan-akan membela kepentingan Islam yang ‎merupakan siasat untuk kepentingan Perang Dunia II. Untuk mendekati ‎umat Islam mereka menempuh jalan dengan mengeluarkankebijakan-‎kebijakan diantaranya adalah ‎ :‎
‎1)‎ Mengubah kantor Voor Islamistiche Zaken yang dipimpin oleh kaum ‎orientalis Belanda menjadi KUA ( Kantor Urusan Agama) yangpada ‎waktu itu dipimpin oleh tokoh Islam sendiri yakni KH. Hasyim ‎Asy’ari.‎
‎2)‎  Pondok pesantren sering mendapatkan kunjungan dan bantuan dari ‎pemerintah Jepang.‎
‎3)‎  Mengijinkan berdirinya Sekolah Tinggi Islam di Jakarta dibawah ‎asuhan KH. Wahid Hasyim, kakak Muzakkar dan Bung Hatta.‎
‎4)‎  Umat Islam diijinkan meneruskan organisasi persatuan yang disebut ‎Majlis Islam A’la Indonesia (MIAI)‎
Kepercayaan jepang ini dimanfaatkan sekali oleh umat islam ‎untuk bangkit dan memberontak melawan Jepang Sendiri. Pada tanggal 8 ‎Juli 1945 berdirilah Sekolah Tinggi Islam di Jakarta. Kalau ditinjau dari ‎segi pendidikan pada jaman Jepang umat Islam mempunyai kesempatan ‎banyak untuk memajukan pendidikan Islam. Karena tanpa disadari oleh ‎Jepang itu sendiri bahwa umat Islam sudah cukup mempunyai potensi ‎untuk meju dalam pendidikan ataupun perlawanan kepada penjajah.‎
‎ ‎

D.‎ KESIMPULAN
‎1.‎ Pendidikan Islam pda zaman Penjajahan Belanda Sulit berkembanmg ‎karena adanya tekanan-teknan dari penjajah. Adapun perkembangan ‎pendidikan Islam dimulai.‎
‎1)‎ Pendidikan Islam Sebelum tahun 1900‎
‎2)‎ Pendidikan Islam pada masa peralihan (1900-1908)‎
‎3)‎ Pendidikan Islam sesudah tahun 1909‎
‎2.‎ Pendidikan Islam pada zaman Penjajahan Jepang sangat berbeda dengan ‎Pendidikan zaman Belanda, ditandai dengan adanya perubahan sistem ‎yang mendasar.‎
a. Terhapusnya dualisme pengajaran.‎
b.‎ Pemakaian bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi dan sebagai bahasa ‎pengantar pendidikan.‎
Sikap Jepang terhadap pendidikan Islam juga sangat lunak sehingga ‎memberikan ruang kepada para tokoh untuk mengembangkan pendiidkan ‎Islam.‎

‎ ‎
DAFTAR PUSTAKA

‎                     ‎
BJ. Bolan.1985.Pergumulan Islam di Indonesia.Jakarta: Grafiti Press

Drs.H.A.Ridwan Saidi.1984.Pemuda Islam Dalam Dinamika Politik Bangsa ‎‎1925-1984. Jakarta: CV Rajawali

Drs. Hasbullah .1996.Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia-Lintasan Sejarah ‎dan Perkembangan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

H.A. Timur Djaelani,M.A.1984.Peningkatan Mutu Pendidikan dan ‎Pembangunan Perguruab Tinggi. Jakarta: Demaga

Yunus, Mahmud.1995.Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia.Jakarta : Mutiara ‎Sumber Widya.‎


0 komentar

Post a Comment