Monday, January 13, 2014

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

BAB I
PENDAHULUAN

A.‎    Latar Belakang Masalah ‎
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan kurikulum ‎terbaru di Indonesia yang disarankan untuk dijadikan rujukan oleh para ‎pengembang kurikulum di tingkat satuan pendidikan. KTSP merupakan ‎kurikulum berorientasi, pada pencapaian kompetensi. Oleh sebab itu, ‎kurikulum ini merupakan penyempurnaan dari kurikulum berbasis kompetensi ‎atau yang kita kenal dengan KBK (Kurikulum 2004). Ini dapat dilihat dari ‎unsur yang melekat pada KTSP itu sendiri, yakni adanya standar kompetensi ‎dan kompetensi dasar serta adanya prinsip yang sama dalam pengelolaan ‎kurikulum yang disebut dengan Kurikulum Berbasis Sekolah (KBS). Standar ‎Kompetensi dan Kompetensi Dasar dapat dilihat dari Standar Isi (SI) yang ‎disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP), yang diturunkan ‎dari standar standar kompetensi lulusan (SKL), yang selanjutnya S1 dan SKL ‎itu harus dijadikan salah satu rujukan dalam pengembangan kurikulum di ‎setiap satuan pendidikan. Sedangkan KBS merupakan salah satu prinsip ‎pengembangan yang dirancang untuk memberdayakan daerah dan sekolah ‎dalam merencanakan, melaksanakan dan mengelola serta menilai proses dan ‎hasil pembelajaran sesuai dengan
karakteristik satuan pendidikan serta daerah ‎dimana sekolah itu berada.‎ ‎ ‎
KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan ‎di masing-masing satuan pendidikan. KTSP terdiri dari tujuan pendidikan, ‎struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender ‎pendidikan dan silabus.‎ ‎ ‎
Pengembangan KTSP didasarkan pada dua landasan pokok, yakni ‎landasan empiris diantaranya adalah pertama, adanya kenyataan rendahnya ‎kualitas pendidikan baik dilihat dari sudut proses maupun hasil belajar. Dari ‎sudut proses, misalnya pendidikan kita kurang mampu mengembangkan ‎peserta didik secara utuh. Proses pendidikan cenderung berorientasi hanya ‎pada pengembangan kognitif atau pengembangan intelektual, sedangkan ‎pengembangan sikap dan psikomotor cenderung terabaikan. Melalui KTSP ‎sebagai kurikulum yang berorientasi pada pencapaian kompetensi mendorong ‎proses pendidikan tidak hanya terfokus pada pengembangan intelektual saja, ‎akan tetapi juga pembentukan sikap dan keterampilan secara seimbang yang ‎dapat direfleksikan dalam kehidupan nyata. ‎
Kedua, Indonesia adalah negara yang sangat luas yang memiliki ‎keragaman sosial budaya dengan potensi dan kebutuhan yang berbeda. ‎Artinya keanekaragaman daerah baik dilihat dari sosial, budaya dan kebutuhan ‎harus dijadikan pertimbangan dalam proses penyusunan dan pengembangan ‎kurikulum. ‎
Ketiga, selama ini peran sekolah dan masyarakat dalam pengembangan ‎kurikulum bersifat pasif. Sekolah hanya berfungsi untuk melaksanakan ‎kurikulum. Kurikulum yang disusun oleh pusat, yang kemudian berimbas pada ‎kurangnya peran dan tanggung jawab masyarakat dalam mengembangkan dan ‎mengimplementasikan program sekolah.‎ ‎ ‎
Yang menjadi landasan formal, KTSP disusun dalam rangka memenuhi ‎amanat yang tertuang dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 ‎tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan nasional dan Peraturan Pemerintah ‎Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional ‎Pendidikan. ‎
Penyusunan KTSP jenjang pendidikan dasar dan menengah mengacu ‎pada peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 tahun 2006 tentang ‎pelaksanaan PP diatas. Selanjutnya, secara teknis penyusunan KTSP ‎berpedoman pada panduan yang disusun oleh Badan Standar Nasional ‎Pendidikan (BSNP).‎ ‎ ‎
Muatan KTSP meliputi sejumlah mata pelajaran yang keluasan dan ‎kedalamannya merupakan beban belajar bagi peserta didik pada satuan ‎pendidikan. Di samping itu, materi muatan lokal dan kegiatan pengembangan ‎diri termasuk kedalam isi kurikulum.‎ ‎ ‎
Kurikulum muatan lokal keberadaannya di Indonesia telah dikuatkan ‎dengan surat keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan republik ‎Indonesia dengan Nomor 0412/U/1987 tanggal 11 Juli 1987. Sedang ‎pelaksanaannya telah dijabarkan dalam keputusan Direktur Jenderal ‎Pendidikan Dasar dan Menengah Nomor 173/C/Kep/M/87 tertanggal 7 ‎Oktober 1987.‎ ‎ ‎
Muatan lokal atau disingkat mulok merupakan kegiatan kurikuler untuk ‎mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi ‎daerah termasuk keunggulan daerah yang materinya tidak dapat ‎dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada. Substansi mata pelajaran ‎muatan lokal ditentukan oleh satuan pendidikan, tidak terbatas pada mata ‎pelajaran keterampilan. Mulok merupakan bagian dari struktur dan muatan ‎kurikulum yang terdapat pada standar isi dan di dalam kurikulum tingkat ‎satuan pendidikan. Keberadaan mata pelajaran Mulok merupakan bentuk ‎penyelenggaraan pendidikan yang tidak terpusat, sebagai upaya agar ‎penyelenggaraan pendidikan di masing-masing daerah lebih  meningkat ‎relevansinya terhadap keadaan dan kebutuhan daerah yang bersangkutan. Hal ‎ini sejalan dengan upaya peningkatan mutu pendidikan nasional sehingga ‎keberadaan kurikulum mulok mendukung dan melengkapi kurikulum nasional.‎ ‎ ‎Muatan lokal merupakan mata pelajaran mata pelajaran, sehingga satuan ‎pendidikan harus mengembangkan standar kompetensi dan kompetensi dasar ‎untuk setiap jenis muatan lokal yang diselenggarakan. Satuan pendidikan ‎dapat menyelenggarakan satu mata pelajaran muatan lokal setiap semester. Ini ‎berarti bahwa dalam satu tahun satuan pendidikan dapat menyelenggarakan ‎dua mata pelajaran muatan lokal.‎ ‎ ‎
Kurikulum muatan lokal di madrasah selain sebagai komponen dalam ‎mewujudkan kurikulum pendidikan, muatan lokal sebagai mata pelajaran yang ‎melengkapi mata pelajaran pokok Pendidikan Agama Islam (PAI) pada ‎madrasah. Muatan lokal melengkapi materi sebagai bahan pokok mata ‎pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) yang mempunyai tujuh unsur pokok ‎pengajarannya, yaitu : 1) Unsur pokok keimanan, 2) Unsur pokok ibadah, 3) ‎Unsur pokok Al-Qur’an, 4) Unsur pokok akhlak, 5) Unsur pokok muamalah, 6) ‎Unsur pokok syari’ah, dan 7) Unsur pokok tarikh.‎ ‎ ‎
Pada studi pendahuluan, peneliti menemukan bahwa di Madrasah Aliyah ‎Tarbiyatul Banin juga memasukkan kurikulum muatan lokal diantaranya Al - ‎Fiqih, Al-Hadits, Nahwu, Shorof dan Qiroatul Kutub. ‎
Dari uraian yang telah dipaparkan diatas, maka penulis mengambil judul ‎penelitian “Studi Analisis Kurikulum Muatan Lokal di MA Tarbiyatul Banin ‎Pekalongan Winong Pati Tahun Pelajaran 2010/2011”. ‎
B.‎    Penegasan Judul ‎
Penegasan judul diperlukan, sebab kadang-kadang satu kata bisa ‎mempunyai arti lebih dari satu. Dengan demikian kesalahtafsiran dari pembaca ‎dapat dihindarkan. ‎
Dalam skripsi ini, batasan konsep yang perlu ditegaskan adalah sebagai ‎berikut : ‎
‎1.‎    Studi Analisis ‎
Studi adalah kajian, tela'ah penelitian, penyelidikan ilmiah.‎ ‎ Analisis ‎adalah penyelidikan terhadap suatu perbuatan untuk mengetahui keadaan ‎yang sebenarnya.‎ ‎ Jadi studi analisis adalah penelitian / penyelidikan ‎ilmiah yang mengkaji /menelaah perbuatan tertentu secara serius dan ‎mendalam.‎
‎2.‎    Kurikulum Muatan Lokal ‎
Kurikulum muatan lokal adalah seperangkat rencana dan pengaturan ‎mengenai isi dan bahan pelajaran yang ditetapkan oleh daerah sesuai ‎dengan keadaan dan kebutuhan daerah masing-masing serta cara yang ‎digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar.‎ ‎ ‎
‎3.‎    MA Tarbiyatul Banin Pekalongan Winong Pati ‎
MA Tarbiyatul Banin berarti suatu lembaga pendidikan formal  ‎yang setingkat dengan Sekolah Menengah Atas, yang letaknya di Desa ‎Pekalongan Kecamatan Winong Kabupaten Pati.  ‎
Dari penegasan istilah-istilah di atas, yang peneliti maksud dengan ‎judul "Studi Analisis Kurikulum Muatan Lokal di Madrasah Aliyah ‎Tarbiyatul Banin Winong Pati Tahun Pelajaran 2010/2011". adalah ‎penelitian ilmiah yang mengkaji secara mendalam tentang kurikulum ‎muatan lokal dalam lembaga pendidikan formal Madrasah Aliyah  ‎Tarbiyatul Banin yang berada di Desa Pekalongan Kecamatan Winong ‎Kabupaten Pati Tahun Pelajaran 2010/2011‎

C.‎    Fokus Penelitian ‎
Spradley menyatakan bahwa “A focused refer to a single cultural ‎domain or a few related domain” maksudnya adalah fokus itu merupakan ‎domain tunggal atau beberapa domain yang terkait dari situasi sosial. ‎ Dalam ‎penggunaan fokus penelitian kualitatif ini agar peneliti tidak menghabiskan ‎waktu yang sangat banyak (dan tidak perlu) ketika melakukan studi literatur.‎ ‎ ‎
Dalam penelitian ini yang menjadi fokus penelitian adalah penyusunan  ‎kurikulum KTSP dasar penentuan kurikulum muatan lokal di MA Tarbiyatul ‎Banin Desa Pekalongan Kecamatan Winong Kabupaten Pati. Batasan-batasan ‎masalah antara lain : Muatan lokal dan faktor pendukung dan faktor ‎penghambat muatan lokal. ‎


D.‎    Rumusan Masalah ‎
Untuk mencapai maksud dan tujuan dari pembahasan judul skripsi ‎diatas, maka penulis perlu membatasi dan merumuskan permasalahan sebagai ‎berikut: ‎
‎1.‎    Bagaimana penyusunan kurikulum Muatan lokal di MA Tarbiyatul Banin ‎Pekalongan Winong Pati?‎
‎2.‎    Bagaimana implementasi  kurikulum muatan lokal di MA Tarbiyatul Banin ‎Pekalongan Winong Pati?‎

E.‎    Tujuan Penelitian ‎
Sesuai dengan rumusan masalah diatas, maka yang menjadi tujuan ‎penelitian ini adalah sebagai berikut : ‎
‎1.‎    Untuk mengetahui penyusunan kurikulum muatan lokal di MA Tarbiyatul ‎Banin. ‎
‎2.‎    Untuk mengetahui implementasi kurikulum muatan lokal di MA Tarbiyatul ‎Banin. ‎

F.‎    Kegunaan Penelitian ‎
‎1.‎    Secara Teoritis ‎
a.‎    Memberikan masukan bagi pihak sekolah untuk  pengembangan mata ‎pelajaran muatan lokal sesuai dengan kondisi sekolah saat ini. ‎
b.‎    Memberikan sumbangan positif dalam usaha meningkakan mutu ‎pendidikan dengan menerapkan kurikulum muatan lokal yang ‎disesuaikan dengan keadaan lingkungan daerah peserta didik. ‎
c.‎    Memberikan masukan bagi pengembangan literatur dan penelitian ‎dalam bidang pendidikan. Dengan demikian diharapkan dapat ‎memberikan dasar bagi penelitian-penelitian sejenis pada waktu yang ‎akan datang. ‎
‎2.‎    Secara praktis ‎
a.‎    Bagi sekolah, dapat memberikan sumbangan berupa informasi tentang ‎kurikulum muatan lokal. ‎
b.‎    Bagi guru pelajaran muatan lokal, dapat memberikan sumbangan positif ‎dalam penentuan metodologi yang sesuai dengan peserta didik. ‎
c.‎    Bagi penulis, untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas mengenai ‎kurikulum muatan lokal. ‎

G.‎    Telaah Pustaka ‎
Penulis telah melakukan telaah pustaka dari beberapa penelitian yang ‎terdahulu. Adapun beberapa penelitian yang terkait dengan penelitian yang ‎penulis lakukan adalah sebagai berikut :‎
‎1.‎    Penelitian dengan judul : Studi terhadap kurikulum MTs. Negeri ‎Margoyoso Pati dan hubungannya dengan tantangan kebutuhan ‎masyarakat, ditulis oleh saudara Marzuki tahun 2004.‎
Dalam penelitian ini dijelaskan bahwa kurikulum yang dikembangkan ‎di MTs. Negeri Margoyoso Pati yang memberlakukan KBK (Kurikulum ‎Berbasis Kompetensi) pada saat itu mendapatkan respons yang bervariasi ‎dari masyarakat yang pada kesimpulan akhirnya adalah secara positif ‎kurikulum yang dikembangkan di MTs. Negeri Margoyoso Pati cukup ‎memenuhi kebutuhan-kebutuhan masyarakat sebagai konsumen ‎pendidikan, tetapi memang perlu mendapat beberapa pembaharuan ‎sehingga benar-benar sesuai dengan kebutuhan masyarakat baik dari aspek ‎akademik maupun non akademik.‎
‎2.‎    Penelitian dengan judul : Strategi Pengembangan Madrasah (Tela’ah Kritis ‎Kurikulum Lokal MTs. Madarijul Huda Kembang Dukuhseti Pati dan ‎Relevansinya Dengan Kebutuhan Masyarakat) ditulis oleh Solihul Hadi ‎tahun 2009.‎
Dalam penelitian ini dijelaskan bahwa dalam pengembangan mata ‎pelajaran muatan lokal di MTs Madarijul Huda sepenuhnya ditangani oleh ‎pihak madrasah, komite madrasah sebagai perpanjangan tangan masyarakat ‎dan juga Yayasan Pengembangan Madarijul Huda, mulai dari perencanaan, ‎pengelolaan dan pelaksanannya dengan mempertimbangkan kriteria ‎sebagai berikut: ‎
a)‎    Kesesuain dengan tingkatan perkembangan peserta didik. ‎
b)‎    Kemampuan guru dan ketersediaan tenaga pendidik yang diperlukan. ‎
c)‎    Tersedianyaa fasilitas, sarana dan prasarana. ‎
d)‎    Tidak bertentangan dengan nilai luhur bangsa. ‎
e)‎    ‎ Tidak menimbulkan kerawanan sosial dan keamanan. ‎
f)‎    Kelayakan berkaitan dangan pelaksanaan di Madrasah. ‎
g)‎    Lain-lain yang dapat dikembangkan sendiri dengan situasi dan kondisi ‎daerah. ‎
Sedangkan kegiatan pembelajarannya dirancang agar bahan kajian ‎muatan lokal yang dilaksanakan MTs. Madarijul Huda dapat memberikan ‎bekal pengetahuan, ketrampilan dan prilaku kepada peserta didik agar ‎memilliki wawasan yang mantap tentang keadaan diri dan lingkungannya ‎serta kebutuhan masyarakat yang sesuai dangan nilai-nilai atau aturan yang ‎berlaku di daerahnya dan mendukung pembangunan daerah dan nasional ‎baik dari aspek moral-spiritual maupun fisik-material.‎

H.‎    Sistematika Penulisan
Secara garis besar sistematika skripsi dari penelitian ini nanti terdiri dari ‎bagian awal, bagian inti, dan bagian akhir skripsi :‎
‎1.‎    Bagian awal  ‎
Bagian ini terdiri dari halaman judul, halaman persetujuan, halaman ‎pengesahan, halaman motto, dan persembahan, halaman kata pengantar, ‎halaman daftar isi, daftar tabel dan halaman daftar lampiran.  ‎


‎2.‎    Bagian inti skripsi ‎
a. BAB I ‎    ‎:‎    PENDAHULUAN yang menguraikan latar belakang, ‎alasan pemilihan judul, penegasan judul, fokus penelitian, ‎rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, ‎dan sistematika skripsi. ‎
b. BAB II    ‎:‎    LANDASAN TEORI yang menguraikan : ‎
A.‎    Penyusunan Kurikulum KTSP ‎
B.‎    Kurikulum Muatan Lokal ‎
c. BAB III    ‎:‎    METODE PENELITIAN, meliputi : 1). Jenis dan ‎Pendekatan Penelitian, 2). Sumber data, 3) Metode ‎Pengumpulan Data,   4). Teknik Uji Kredibilitas Data, 5). ‎Subyek dan Kriteria Subyek Penelitian, 6). Teknik ‎Analisis Data. ‎
d. BAB IV ‎    ‎:‎    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN, meliputi ‎‎: ‎
A.‎    Gambaran Umum MA Tarbiyatul Banin Desa ‎Pekalongan Kecamatan Winong Kabupaten Pati, ‎antara lain : letak geografis, sejarah singkat dan ‎perkembanganya, keadaan fisik dan non fisik, ‎keadaan guru, karyawan dan murid, struktur ‎organisasi. ‎
B.‎    Penyusunan kurikulum muatan lokal di MA ‎Tarbiyatul Banin Desa Pekalongan Kecamatan ‎Winong Kabupaten Pati. ‎
C.‎    Implementasi kurikulum muatan lokal di MA ‎Tarbiyatul Banin Desa Pekalongan Kecamatan ‎Winong Kabupaten Pati.  ‎
D.‎    Faktor pendukung dan penghambat kurikulum ‎muatan lokal di MA Tarbiyatul Banin Desa ‎Pekalongan Kecamatan Winong Kabupaten Pati. ‎
e. BAB V ‎    ‎:‎    PENUTUP, berisi kesimpulan dan saran, serta ‎keterbatasan penelitian ‎
‎3.‎    Bagian akhir skripsi ‎
Daftar pustaka dan lampiran-lampiran ‎

0 komentar

Post a Comment