BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan kurikulum terbaru di Indonesia yang disarankan untuk dijadikan rujukan oleh para pengembang kurikulum di tingkat satuan pendidikan. KTSP merupakan kurikulum berorientasi, pada pencapaian kompetensi. Oleh sebab itu, kurikulum ini merupakan penyempurnaan dari kurikulum berbasis kompetensi atau yang kita kenal dengan KBK (Kurikulum 2004). Ini dapat dilihat dari unsur yang melekat pada KTSP itu sendiri, yakni adanya standar kompetensi dan kompetensi dasar serta adanya prinsip yang sama dalam pengelolaan kurikulum yang disebut dengan Kurikulum Berbasis Sekolah (KBS). Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar dapat dilihat dari Standar Isi (SI) yang disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP), yang diturunkan dari standar standar kompetensi lulusan (SKL), yang selanjutnya S1 dan SKL itu harus dijadikan salah satu rujukan dalam pengembangan kurikulum di setiap satuan pendidikan. Sedangkan KBS merupakan salah satu prinsip pengembangan yang dirancang untuk memberdayakan daerah dan sekolah dalam merencanakan, melaksanakan dan mengelola serta menilai proses dan hasil pembelajaran sesuai dengan
karakteristik satuan pendidikan serta daerah dimana sekolah itu berada.
KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. KTSP terdiri dari tujuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan dan silabus.
Pengembangan KTSP didasarkan pada dua landasan pokok, yakni landasan empiris diantaranya adalah pertama, adanya kenyataan rendahnya kualitas pendidikan baik dilihat dari sudut proses maupun hasil belajar. Dari sudut proses, misalnya pendidikan kita kurang mampu mengembangkan peserta didik secara utuh. Proses pendidikan cenderung berorientasi hanya pada pengembangan kognitif atau pengembangan intelektual, sedangkan pengembangan sikap dan psikomotor cenderung terabaikan. Melalui KTSP sebagai kurikulum yang berorientasi pada pencapaian kompetensi mendorong proses pendidikan tidak hanya terfokus pada pengembangan intelektual saja, akan tetapi juga pembentukan sikap dan keterampilan secara seimbang yang dapat direfleksikan dalam kehidupan nyata.
Kedua, Indonesia adalah negara yang sangat luas yang memiliki keragaman sosial budaya dengan potensi dan kebutuhan yang berbeda. Artinya keanekaragaman daerah baik dilihat dari sosial, budaya dan kebutuhan harus dijadikan pertimbangan dalam proses penyusunan dan pengembangan kurikulum.
Ketiga, selama ini peran sekolah dan masyarakat dalam pengembangan kurikulum bersifat pasif. Sekolah hanya berfungsi untuk melaksanakan kurikulum. Kurikulum yang disusun oleh pusat, yang kemudian berimbas pada kurangnya peran dan tanggung jawab masyarakat dalam mengembangkan dan mengimplementasikan program sekolah.
Yang menjadi landasan formal, KTSP disusun dalam rangka memenuhi amanat yang tertuang dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan nasional dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
Penyusunan KTSP jenjang pendidikan dasar dan menengah mengacu pada peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 tahun 2006 tentang pelaksanaan PP diatas. Selanjutnya, secara teknis penyusunan KTSP berpedoman pada panduan yang disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).
Muatan KTSP meliputi sejumlah mata pelajaran yang keluasan dan kedalamannya merupakan beban belajar bagi peserta didik pada satuan pendidikan. Di samping itu, materi muatan lokal dan kegiatan pengembangan diri termasuk kedalam isi kurikulum.
Kurikulum muatan lokal keberadaannya di Indonesia telah dikuatkan dengan surat keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan republik Indonesia dengan Nomor 0412/U/1987 tanggal 11 Juli 1987. Sedang pelaksanaannya telah dijabarkan dalam keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Nomor 173/C/Kep/M/87 tertanggal 7 Oktober 1987.
Muatan lokal atau disingkat mulok merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah termasuk keunggulan daerah yang materinya tidak dapat dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada. Substansi mata pelajaran muatan lokal ditentukan oleh satuan pendidikan, tidak terbatas pada mata pelajaran keterampilan. Mulok merupakan bagian dari struktur dan muatan kurikulum yang terdapat pada standar isi dan di dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan. Keberadaan mata pelajaran Mulok merupakan bentuk penyelenggaraan pendidikan yang tidak terpusat, sebagai upaya agar penyelenggaraan pendidikan di masing-masing daerah lebih meningkat relevansinya terhadap keadaan dan kebutuhan daerah yang bersangkutan. Hal ini sejalan dengan upaya peningkatan mutu pendidikan nasional sehingga keberadaan kurikulum mulok mendukung dan melengkapi kurikulum nasional. Muatan lokal merupakan mata pelajaran mata pelajaran, sehingga satuan pendidikan harus mengembangkan standar kompetensi dan kompetensi dasar untuk setiap jenis muatan lokal yang diselenggarakan. Satuan pendidikan dapat menyelenggarakan satu mata pelajaran muatan lokal setiap semester. Ini berarti bahwa dalam satu tahun satuan pendidikan dapat menyelenggarakan dua mata pelajaran muatan lokal.
Kurikulum muatan lokal di madrasah selain sebagai komponen dalam mewujudkan kurikulum pendidikan, muatan lokal sebagai mata pelajaran yang melengkapi mata pelajaran pokok Pendidikan Agama Islam (PAI) pada madrasah. Muatan lokal melengkapi materi sebagai bahan pokok mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) yang mempunyai tujuh unsur pokok pengajarannya, yaitu : 1) Unsur pokok keimanan, 2) Unsur pokok ibadah, 3) Unsur pokok Al-Qur’an, 4) Unsur pokok akhlak, 5) Unsur pokok muamalah, 6) Unsur pokok syari’ah, dan 7) Unsur pokok tarikh.
Pada studi pendahuluan, peneliti menemukan bahwa di Madrasah Aliyah Tarbiyatul Banin juga memasukkan kurikulum muatan lokal diantaranya Al - Fiqih, Al-Hadits, Nahwu, Shorof dan Qiroatul Kutub.
Dari uraian yang telah dipaparkan diatas, maka penulis mengambil judul penelitian “Studi Analisis Kurikulum Muatan Lokal di MA Tarbiyatul Banin Pekalongan Winong Pati Tahun Pelajaran 2010/2011”.
B. Penegasan Judul
Penegasan judul diperlukan, sebab kadang-kadang satu kata bisa mempunyai arti lebih dari satu. Dengan demikian kesalahtafsiran dari pembaca dapat dihindarkan.
Dalam skripsi ini, batasan konsep yang perlu ditegaskan adalah sebagai berikut :
1. Studi Analisis
Studi adalah kajian, tela'ah penelitian, penyelidikan ilmiah. Analisis adalah penyelidikan terhadap suatu perbuatan untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya. Jadi studi analisis adalah penelitian / penyelidikan ilmiah yang mengkaji /menelaah perbuatan tertentu secara serius dan mendalam.
2. Kurikulum Muatan Lokal
Kurikulum muatan lokal adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran yang ditetapkan oleh daerah sesuai dengan keadaan dan kebutuhan daerah masing-masing serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar.
3. MA Tarbiyatul Banin Pekalongan Winong Pati
MA Tarbiyatul Banin berarti suatu lembaga pendidikan formal yang setingkat dengan Sekolah Menengah Atas, yang letaknya di Desa Pekalongan Kecamatan Winong Kabupaten Pati.
Dari penegasan istilah-istilah di atas, yang peneliti maksud dengan judul "Studi Analisis Kurikulum Muatan Lokal di Madrasah Aliyah Tarbiyatul Banin Winong Pati Tahun Pelajaran 2010/2011". adalah penelitian ilmiah yang mengkaji secara mendalam tentang kurikulum muatan lokal dalam lembaga pendidikan formal Madrasah Aliyah Tarbiyatul Banin yang berada di Desa Pekalongan Kecamatan Winong Kabupaten Pati Tahun Pelajaran 2010/2011
C. Fokus Penelitian
Spradley menyatakan bahwa “A focused refer to a single cultural domain or a few related domain” maksudnya adalah fokus itu merupakan domain tunggal atau beberapa domain yang terkait dari situasi sosial. Dalam penggunaan fokus penelitian kualitatif ini agar peneliti tidak menghabiskan waktu yang sangat banyak (dan tidak perlu) ketika melakukan studi literatur.
Dalam penelitian ini yang menjadi fokus penelitian adalah penyusunan kurikulum KTSP dasar penentuan kurikulum muatan lokal di MA Tarbiyatul Banin Desa Pekalongan Kecamatan Winong Kabupaten Pati. Batasan-batasan masalah antara lain : Muatan lokal dan faktor pendukung dan faktor penghambat muatan lokal.
D. Rumusan Masalah
Untuk mencapai maksud dan tujuan dari pembahasan judul skripsi diatas, maka penulis perlu membatasi dan merumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana penyusunan kurikulum Muatan lokal di MA Tarbiyatul Banin Pekalongan Winong Pati?
2. Bagaimana implementasi kurikulum muatan lokal di MA Tarbiyatul Banin Pekalongan Winong Pati?
E. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah diatas, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui penyusunan kurikulum muatan lokal di MA Tarbiyatul Banin.
2. Untuk mengetahui implementasi kurikulum muatan lokal di MA Tarbiyatul Banin.
F. Kegunaan Penelitian
1. Secara Teoritis
a. Memberikan masukan bagi pihak sekolah untuk pengembangan mata pelajaran muatan lokal sesuai dengan kondisi sekolah saat ini.
b. Memberikan sumbangan positif dalam usaha meningkakan mutu pendidikan dengan menerapkan kurikulum muatan lokal yang disesuaikan dengan keadaan lingkungan daerah peserta didik.
c. Memberikan masukan bagi pengembangan literatur dan penelitian dalam bidang pendidikan. Dengan demikian diharapkan dapat memberikan dasar bagi penelitian-penelitian sejenis pada waktu yang akan datang.
2. Secara praktis
a. Bagi sekolah, dapat memberikan sumbangan berupa informasi tentang kurikulum muatan lokal.
b. Bagi guru pelajaran muatan lokal, dapat memberikan sumbangan positif dalam penentuan metodologi yang sesuai dengan peserta didik.
c. Bagi penulis, untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas mengenai kurikulum muatan lokal.
G. Telaah Pustaka
Penulis telah melakukan telaah pustaka dari beberapa penelitian yang terdahulu. Adapun beberapa penelitian yang terkait dengan penelitian yang penulis lakukan adalah sebagai berikut :
1. Penelitian dengan judul : Studi terhadap kurikulum MTs. Negeri Margoyoso Pati dan hubungannya dengan tantangan kebutuhan masyarakat, ditulis oleh saudara Marzuki tahun 2004.
Dalam penelitian ini dijelaskan bahwa kurikulum yang dikembangkan di MTs. Negeri Margoyoso Pati yang memberlakukan KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi) pada saat itu mendapatkan respons yang bervariasi dari masyarakat yang pada kesimpulan akhirnya adalah secara positif kurikulum yang dikembangkan di MTs. Negeri Margoyoso Pati cukup memenuhi kebutuhan-kebutuhan masyarakat sebagai konsumen pendidikan, tetapi memang perlu mendapat beberapa pembaharuan sehingga benar-benar sesuai dengan kebutuhan masyarakat baik dari aspek akademik maupun non akademik.
2. Penelitian dengan judul : Strategi Pengembangan Madrasah (Tela’ah Kritis Kurikulum Lokal MTs. Madarijul Huda Kembang Dukuhseti Pati dan Relevansinya Dengan Kebutuhan Masyarakat) ditulis oleh Solihul Hadi tahun 2009.
Dalam penelitian ini dijelaskan bahwa dalam pengembangan mata pelajaran muatan lokal di MTs Madarijul Huda sepenuhnya ditangani oleh pihak madrasah, komite madrasah sebagai perpanjangan tangan masyarakat dan juga Yayasan Pengembangan Madarijul Huda, mulai dari perencanaan, pengelolaan dan pelaksanannya dengan mempertimbangkan kriteria sebagai berikut:
a) Kesesuain dengan tingkatan perkembangan peserta didik.
b) Kemampuan guru dan ketersediaan tenaga pendidik yang diperlukan.
c) Tersedianyaa fasilitas, sarana dan prasarana.
d) Tidak bertentangan dengan nilai luhur bangsa.
e) Tidak menimbulkan kerawanan sosial dan keamanan.
f) Kelayakan berkaitan dangan pelaksanaan di Madrasah.
g) Lain-lain yang dapat dikembangkan sendiri dengan situasi dan kondisi daerah.
Sedangkan kegiatan pembelajarannya dirancang agar bahan kajian muatan lokal yang dilaksanakan MTs. Madarijul Huda dapat memberikan bekal pengetahuan, ketrampilan dan prilaku kepada peserta didik agar memilliki wawasan yang mantap tentang keadaan diri dan lingkungannya serta kebutuhan masyarakat yang sesuai dangan nilai-nilai atau aturan yang berlaku di daerahnya dan mendukung pembangunan daerah dan nasional baik dari aspek moral-spiritual maupun fisik-material.
H. Sistematika Penulisan
Secara garis besar sistematika skripsi dari penelitian ini nanti terdiri dari bagian awal, bagian inti, dan bagian akhir skripsi :
1. Bagian awal
Bagian ini terdiri dari halaman judul, halaman persetujuan, halaman pengesahan, halaman motto, dan persembahan, halaman kata pengantar, halaman daftar isi, daftar tabel dan halaman daftar lampiran.
2. Bagian inti skripsi
a. BAB I : PENDAHULUAN yang menguraikan latar belakang, alasan pemilihan judul, penegasan judul, fokus penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, dan sistematika skripsi.
b. BAB II : LANDASAN TEORI yang menguraikan :
A. Penyusunan Kurikulum KTSP
B. Kurikulum Muatan Lokal
c. BAB III : METODE PENELITIAN, meliputi : 1). Jenis dan Pendekatan Penelitian, 2). Sumber data, 3) Metode Pengumpulan Data, 4). Teknik Uji Kredibilitas Data, 5). Subyek dan Kriteria Subyek Penelitian, 6). Teknik Analisis Data.
d. BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN, meliputi :
A. Gambaran Umum MA Tarbiyatul Banin Desa Pekalongan Kecamatan Winong Kabupaten Pati, antara lain : letak geografis, sejarah singkat dan perkembanganya, keadaan fisik dan non fisik, keadaan guru, karyawan dan murid, struktur organisasi.
B. Penyusunan kurikulum muatan lokal di MA Tarbiyatul Banin Desa Pekalongan Kecamatan Winong Kabupaten Pati.
C. Implementasi kurikulum muatan lokal di MA Tarbiyatul Banin Desa Pekalongan Kecamatan Winong Kabupaten Pati.
D. Faktor pendukung dan penghambat kurikulum muatan lokal di MA Tarbiyatul Banin Desa Pekalongan Kecamatan Winong Kabupaten Pati.
e. BAB V : PENUTUP, berisi kesimpulan dan saran, serta keterbatasan penelitian
3. Bagian akhir skripsi
Daftar pustaka dan lampiran-lampiran
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan kurikulum terbaru di Indonesia yang disarankan untuk dijadikan rujukan oleh para pengembang kurikulum di tingkat satuan pendidikan. KTSP merupakan kurikulum berorientasi, pada pencapaian kompetensi. Oleh sebab itu, kurikulum ini merupakan penyempurnaan dari kurikulum berbasis kompetensi atau yang kita kenal dengan KBK (Kurikulum 2004). Ini dapat dilihat dari unsur yang melekat pada KTSP itu sendiri, yakni adanya standar kompetensi dan kompetensi dasar serta adanya prinsip yang sama dalam pengelolaan kurikulum yang disebut dengan Kurikulum Berbasis Sekolah (KBS). Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar dapat dilihat dari Standar Isi (SI) yang disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP), yang diturunkan dari standar standar kompetensi lulusan (SKL), yang selanjutnya S1 dan SKL itu harus dijadikan salah satu rujukan dalam pengembangan kurikulum di setiap satuan pendidikan. Sedangkan KBS merupakan salah satu prinsip pengembangan yang dirancang untuk memberdayakan daerah dan sekolah dalam merencanakan, melaksanakan dan mengelola serta menilai proses dan hasil pembelajaran sesuai dengan
karakteristik satuan pendidikan serta daerah dimana sekolah itu berada.
KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. KTSP terdiri dari tujuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan dan silabus.
Pengembangan KTSP didasarkan pada dua landasan pokok, yakni landasan empiris diantaranya adalah pertama, adanya kenyataan rendahnya kualitas pendidikan baik dilihat dari sudut proses maupun hasil belajar. Dari sudut proses, misalnya pendidikan kita kurang mampu mengembangkan peserta didik secara utuh. Proses pendidikan cenderung berorientasi hanya pada pengembangan kognitif atau pengembangan intelektual, sedangkan pengembangan sikap dan psikomotor cenderung terabaikan. Melalui KTSP sebagai kurikulum yang berorientasi pada pencapaian kompetensi mendorong proses pendidikan tidak hanya terfokus pada pengembangan intelektual saja, akan tetapi juga pembentukan sikap dan keterampilan secara seimbang yang dapat direfleksikan dalam kehidupan nyata.
Kedua, Indonesia adalah negara yang sangat luas yang memiliki keragaman sosial budaya dengan potensi dan kebutuhan yang berbeda. Artinya keanekaragaman daerah baik dilihat dari sosial, budaya dan kebutuhan harus dijadikan pertimbangan dalam proses penyusunan dan pengembangan kurikulum.
Ketiga, selama ini peran sekolah dan masyarakat dalam pengembangan kurikulum bersifat pasif. Sekolah hanya berfungsi untuk melaksanakan kurikulum. Kurikulum yang disusun oleh pusat, yang kemudian berimbas pada kurangnya peran dan tanggung jawab masyarakat dalam mengembangkan dan mengimplementasikan program sekolah.
Yang menjadi landasan formal, KTSP disusun dalam rangka memenuhi amanat yang tertuang dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan nasional dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
Penyusunan KTSP jenjang pendidikan dasar dan menengah mengacu pada peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 tahun 2006 tentang pelaksanaan PP diatas. Selanjutnya, secara teknis penyusunan KTSP berpedoman pada panduan yang disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).
Muatan KTSP meliputi sejumlah mata pelajaran yang keluasan dan kedalamannya merupakan beban belajar bagi peserta didik pada satuan pendidikan. Di samping itu, materi muatan lokal dan kegiatan pengembangan diri termasuk kedalam isi kurikulum.
Kurikulum muatan lokal keberadaannya di Indonesia telah dikuatkan dengan surat keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan republik Indonesia dengan Nomor 0412/U/1987 tanggal 11 Juli 1987. Sedang pelaksanaannya telah dijabarkan dalam keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Nomor 173/C/Kep/M/87 tertanggal 7 Oktober 1987.
Muatan lokal atau disingkat mulok merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah termasuk keunggulan daerah yang materinya tidak dapat dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada. Substansi mata pelajaran muatan lokal ditentukan oleh satuan pendidikan, tidak terbatas pada mata pelajaran keterampilan. Mulok merupakan bagian dari struktur dan muatan kurikulum yang terdapat pada standar isi dan di dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan. Keberadaan mata pelajaran Mulok merupakan bentuk penyelenggaraan pendidikan yang tidak terpusat, sebagai upaya agar penyelenggaraan pendidikan di masing-masing daerah lebih meningkat relevansinya terhadap keadaan dan kebutuhan daerah yang bersangkutan. Hal ini sejalan dengan upaya peningkatan mutu pendidikan nasional sehingga keberadaan kurikulum mulok mendukung dan melengkapi kurikulum nasional. Muatan lokal merupakan mata pelajaran mata pelajaran, sehingga satuan pendidikan harus mengembangkan standar kompetensi dan kompetensi dasar untuk setiap jenis muatan lokal yang diselenggarakan. Satuan pendidikan dapat menyelenggarakan satu mata pelajaran muatan lokal setiap semester. Ini berarti bahwa dalam satu tahun satuan pendidikan dapat menyelenggarakan dua mata pelajaran muatan lokal.
Kurikulum muatan lokal di madrasah selain sebagai komponen dalam mewujudkan kurikulum pendidikan, muatan lokal sebagai mata pelajaran yang melengkapi mata pelajaran pokok Pendidikan Agama Islam (PAI) pada madrasah. Muatan lokal melengkapi materi sebagai bahan pokok mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) yang mempunyai tujuh unsur pokok pengajarannya, yaitu : 1) Unsur pokok keimanan, 2) Unsur pokok ibadah, 3) Unsur pokok Al-Qur’an, 4) Unsur pokok akhlak, 5) Unsur pokok muamalah, 6) Unsur pokok syari’ah, dan 7) Unsur pokok tarikh.
Pada studi pendahuluan, peneliti menemukan bahwa di Madrasah Aliyah Tarbiyatul Banin juga memasukkan kurikulum muatan lokal diantaranya Al - Fiqih, Al-Hadits, Nahwu, Shorof dan Qiroatul Kutub.
Dari uraian yang telah dipaparkan diatas, maka penulis mengambil judul penelitian “Studi Analisis Kurikulum Muatan Lokal di MA Tarbiyatul Banin Pekalongan Winong Pati Tahun Pelajaran 2010/2011”.
B. Penegasan Judul
Penegasan judul diperlukan, sebab kadang-kadang satu kata bisa mempunyai arti lebih dari satu. Dengan demikian kesalahtafsiran dari pembaca dapat dihindarkan.
Dalam skripsi ini, batasan konsep yang perlu ditegaskan adalah sebagai berikut :
1. Studi Analisis
Studi adalah kajian, tela'ah penelitian, penyelidikan ilmiah. Analisis adalah penyelidikan terhadap suatu perbuatan untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya. Jadi studi analisis adalah penelitian / penyelidikan ilmiah yang mengkaji /menelaah perbuatan tertentu secara serius dan mendalam.
2. Kurikulum Muatan Lokal
Kurikulum muatan lokal adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran yang ditetapkan oleh daerah sesuai dengan keadaan dan kebutuhan daerah masing-masing serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar.
3. MA Tarbiyatul Banin Pekalongan Winong Pati
MA Tarbiyatul Banin berarti suatu lembaga pendidikan formal yang setingkat dengan Sekolah Menengah Atas, yang letaknya di Desa Pekalongan Kecamatan Winong Kabupaten Pati.
Dari penegasan istilah-istilah di atas, yang peneliti maksud dengan judul "Studi Analisis Kurikulum Muatan Lokal di Madrasah Aliyah Tarbiyatul Banin Winong Pati Tahun Pelajaran 2010/2011". adalah penelitian ilmiah yang mengkaji secara mendalam tentang kurikulum muatan lokal dalam lembaga pendidikan formal Madrasah Aliyah Tarbiyatul Banin yang berada di Desa Pekalongan Kecamatan Winong Kabupaten Pati Tahun Pelajaran 2010/2011
C. Fokus Penelitian
Spradley menyatakan bahwa “A focused refer to a single cultural domain or a few related domain” maksudnya adalah fokus itu merupakan domain tunggal atau beberapa domain yang terkait dari situasi sosial. Dalam penggunaan fokus penelitian kualitatif ini agar peneliti tidak menghabiskan waktu yang sangat banyak (dan tidak perlu) ketika melakukan studi literatur.
Dalam penelitian ini yang menjadi fokus penelitian adalah penyusunan kurikulum KTSP dasar penentuan kurikulum muatan lokal di MA Tarbiyatul Banin Desa Pekalongan Kecamatan Winong Kabupaten Pati. Batasan-batasan masalah antara lain : Muatan lokal dan faktor pendukung dan faktor penghambat muatan lokal.
D. Rumusan Masalah
Untuk mencapai maksud dan tujuan dari pembahasan judul skripsi diatas, maka penulis perlu membatasi dan merumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana penyusunan kurikulum Muatan lokal di MA Tarbiyatul Banin Pekalongan Winong Pati?
2. Bagaimana implementasi kurikulum muatan lokal di MA Tarbiyatul Banin Pekalongan Winong Pati?
E. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah diatas, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui penyusunan kurikulum muatan lokal di MA Tarbiyatul Banin.
2. Untuk mengetahui implementasi kurikulum muatan lokal di MA Tarbiyatul Banin.
F. Kegunaan Penelitian
1. Secara Teoritis
a. Memberikan masukan bagi pihak sekolah untuk pengembangan mata pelajaran muatan lokal sesuai dengan kondisi sekolah saat ini.
b. Memberikan sumbangan positif dalam usaha meningkakan mutu pendidikan dengan menerapkan kurikulum muatan lokal yang disesuaikan dengan keadaan lingkungan daerah peserta didik.
c. Memberikan masukan bagi pengembangan literatur dan penelitian dalam bidang pendidikan. Dengan demikian diharapkan dapat memberikan dasar bagi penelitian-penelitian sejenis pada waktu yang akan datang.
2. Secara praktis
a. Bagi sekolah, dapat memberikan sumbangan berupa informasi tentang kurikulum muatan lokal.
b. Bagi guru pelajaran muatan lokal, dapat memberikan sumbangan positif dalam penentuan metodologi yang sesuai dengan peserta didik.
c. Bagi penulis, untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas mengenai kurikulum muatan lokal.
G. Telaah Pustaka
Penulis telah melakukan telaah pustaka dari beberapa penelitian yang terdahulu. Adapun beberapa penelitian yang terkait dengan penelitian yang penulis lakukan adalah sebagai berikut :
1. Penelitian dengan judul : Studi terhadap kurikulum MTs. Negeri Margoyoso Pati dan hubungannya dengan tantangan kebutuhan masyarakat, ditulis oleh saudara Marzuki tahun 2004.
Dalam penelitian ini dijelaskan bahwa kurikulum yang dikembangkan di MTs. Negeri Margoyoso Pati yang memberlakukan KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi) pada saat itu mendapatkan respons yang bervariasi dari masyarakat yang pada kesimpulan akhirnya adalah secara positif kurikulum yang dikembangkan di MTs. Negeri Margoyoso Pati cukup memenuhi kebutuhan-kebutuhan masyarakat sebagai konsumen pendidikan, tetapi memang perlu mendapat beberapa pembaharuan sehingga benar-benar sesuai dengan kebutuhan masyarakat baik dari aspek akademik maupun non akademik.
2. Penelitian dengan judul : Strategi Pengembangan Madrasah (Tela’ah Kritis Kurikulum Lokal MTs. Madarijul Huda Kembang Dukuhseti Pati dan Relevansinya Dengan Kebutuhan Masyarakat) ditulis oleh Solihul Hadi tahun 2009.
Dalam penelitian ini dijelaskan bahwa dalam pengembangan mata pelajaran muatan lokal di MTs Madarijul Huda sepenuhnya ditangani oleh pihak madrasah, komite madrasah sebagai perpanjangan tangan masyarakat dan juga Yayasan Pengembangan Madarijul Huda, mulai dari perencanaan, pengelolaan dan pelaksanannya dengan mempertimbangkan kriteria sebagai berikut:
a) Kesesuain dengan tingkatan perkembangan peserta didik.
b) Kemampuan guru dan ketersediaan tenaga pendidik yang diperlukan.
c) Tersedianyaa fasilitas, sarana dan prasarana.
d) Tidak bertentangan dengan nilai luhur bangsa.
e) Tidak menimbulkan kerawanan sosial dan keamanan.
f) Kelayakan berkaitan dangan pelaksanaan di Madrasah.
g) Lain-lain yang dapat dikembangkan sendiri dengan situasi dan kondisi daerah.
Sedangkan kegiatan pembelajarannya dirancang agar bahan kajian muatan lokal yang dilaksanakan MTs. Madarijul Huda dapat memberikan bekal pengetahuan, ketrampilan dan prilaku kepada peserta didik agar memilliki wawasan yang mantap tentang keadaan diri dan lingkungannya serta kebutuhan masyarakat yang sesuai dangan nilai-nilai atau aturan yang berlaku di daerahnya dan mendukung pembangunan daerah dan nasional baik dari aspek moral-spiritual maupun fisik-material.
H. Sistematika Penulisan
Secara garis besar sistematika skripsi dari penelitian ini nanti terdiri dari bagian awal, bagian inti, dan bagian akhir skripsi :
1. Bagian awal
Bagian ini terdiri dari halaman judul, halaman persetujuan, halaman pengesahan, halaman motto, dan persembahan, halaman kata pengantar, halaman daftar isi, daftar tabel dan halaman daftar lampiran.
2. Bagian inti skripsi
a. BAB I : PENDAHULUAN yang menguraikan latar belakang, alasan pemilihan judul, penegasan judul, fokus penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, dan sistematika skripsi.
b. BAB II : LANDASAN TEORI yang menguraikan :
A. Penyusunan Kurikulum KTSP
B. Kurikulum Muatan Lokal
c. BAB III : METODE PENELITIAN, meliputi : 1). Jenis dan Pendekatan Penelitian, 2). Sumber data, 3) Metode Pengumpulan Data, 4). Teknik Uji Kredibilitas Data, 5). Subyek dan Kriteria Subyek Penelitian, 6). Teknik Analisis Data.
d. BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN, meliputi :
A. Gambaran Umum MA Tarbiyatul Banin Desa Pekalongan Kecamatan Winong Kabupaten Pati, antara lain : letak geografis, sejarah singkat dan perkembanganya, keadaan fisik dan non fisik, keadaan guru, karyawan dan murid, struktur organisasi.
B. Penyusunan kurikulum muatan lokal di MA Tarbiyatul Banin Desa Pekalongan Kecamatan Winong Kabupaten Pati.
C. Implementasi kurikulum muatan lokal di MA Tarbiyatul Banin Desa Pekalongan Kecamatan Winong Kabupaten Pati.
D. Faktor pendukung dan penghambat kurikulum muatan lokal di MA Tarbiyatul Banin Desa Pekalongan Kecamatan Winong Kabupaten Pati.
e. BAB V : PENUTUP, berisi kesimpulan dan saran, serta keterbatasan penelitian
3. Bagian akhir skripsi
Daftar pustaka dan lampiran-lampiran
0 komentar
Post a Comment